21 Februari 2008

Sibuk Untuk Tuhan Atau Sibuk Dengan Tuhan?

Lukas 10:38-42

Dari kisah kakak beradik ini dapat ditarik banyak pelajaran. Salah satu pelajaran yang sama-sama kita lihat adalah kata "kesibukan". Baik Marta maupun Maria sama-sama memiliki fokus kearah Kristus, dan kedua-duanya punya konsentrasi dan kesibukan yang sama-sama mengarah kepada Kristus, tetapi Yesus berkata: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya". Apa maksud perkataan-Nya itu?

Marta sibuk melayani, tentunya bukan melayani diri sendiri atau melayani orang lain, tetapi melayani Yesus sebagai tamu istimewa mereka. Sedang Maria hanya menemani Yesus untuk bicara. Etisnya memang Maria membantu Marta bukan duduk ngobrol. Tetapi di sini Yesus sedang berbicara sesuatu yang lebih hakiki ketimbang sebuah etika penerimaan tamu. Kehadiran-Nya di dunia memang berbudaya tetapi tidak berarti Ia terikat atau bahkan terbelenggu oleh budaya. Baginya budaya hanya alat untuk mencapai misi-Nya. Mengedepankan budaya dengan kehilangan inti berita sama artinya membuang air mandi bayi dengan bayinya sekaligus.

Di titik inilah kita diperhadapkan kepada dua keadaan: seperti Marta yang sibuk BAGI atau UNTUK Tuhan atau seperti Maria sibuk DENGAN Tuhan. Keduanya berbeda. Karena sibuk untuk Tuhan berarti melakukan sesuatu untuk Tuhan tetapi ia belum tentu berada dan punya waktu bersama Tuhan (sekalipun Ia Mahahadir), sedangkan sibuk dengan Tuhan berarti ada sebuah waktu dan kesempatan bagi kita untuk bersama dengan Dia. Untuk sementara kita tidak diganggu dan bila ada yang menganggu kita bisa mengatakan bahwa "maaf saya sedang sibuk". Kelihatannya beberapa orang akan menilai ini sebagai sebuah dualisme ekstrim. Tetapi saya menyarankan agar kita jangan tergesa-gesa untuk memberi penilaian tetapi renungkan kembali bagaimana Kristus menegur Marta dengan harapan ia punya sedikit waktu DENGAN Kristus. Apakah ini ekstrim? Saya rasa tidak! Tetapi bagi mereka yang merasa telah bekerja atau melayani dan dengan terburu-buru bahwa mereka sedang sibuk dengan Tuhan, saya pikir itu juga kebablasan.

Tidak sedikit panitia natal, pesta rohani, kkr, atau apapun namanya yang berbulan-bulan menyiapkan acara, dan para hari H-nya mereka menjadi Marta yang sibuk ini dan itu dengan Handy Talkie di tangan bolak-balik tidak keruan dan mereka tidak ikut bernyanyi apalagi mendengar kotbah dan berdoa bukankah itu nasibnya sama dengan Marta?

Khusus bagi para pelayan, bahwa kesibukan kita yang luar biasa dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan tidak sama artinya bahwa kita sedang sibuk dengan-Nya, tetapi sebenarnya kita sedang sibuk untuk-Nya. Ah, bukankah itu sama saja? Maaf, tidak sama, kalau sama, maka saya percaya Marta pasti tidak ditegur-Nya.

Daniel Zacharias

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Eh, sibuk UNTUK Tuhan, sibuk DENGAN Tuhan, benar juga ya.
Kadang kita melihatnya kabur, bahkan ketika sebenarnya secara tidak sadar sibuk untuk diri sendiri.
Mungkin kita juga ditegur tapi ndak merasa ya pak?

-salam-