31 Agustus 2009

Abram: Penjaga Martabat Di Hadapan Allah dan Manusia






































Kejadian 14:17-24

Dalam Kej 14 terlihat bahwa Abram memiliki peranan dalam sejarah Kanaan dan bahwa ia diakui dan dihormati oleh raja-raja tanah Kanaan, oleh karena ia membebaskan Lot dan raja Sodom dari tangan musuh mereka.

Empat raja yang bersama-sama menyerang Kanaan adalah Amrafel dari Sinear, Ariokh dari Elasar, Kedorlaomer dari Elam, dan Tideal dari Het. Keempat raja ini bersekutu melakukan perang terhadap raja-raja dari dataran Yordan untuk menghukum raja Bera dari Sodom, Raja Birsya dari Gomora, Raja Syinab dari Adma, dan Syember, Raja negeri Zeboim dan terhadap raja negeri Bela yang kemudian disebut Zoar. Dua belas tahun lamanya raja-raja itu takluk kepada raja negeri Elam yang menganggap dirinya sebagai raja bawahan Kedorlaomer yang harus membayar upeti. Tetapi pada tahun ketigabelas mendurhakalah mereka itu. Kedorlaomer dan raja-raja, yang bersekutu dengan dia, mengirim tentara mereka untuk menghukum kota-kota yang memberontak itu.

Abram yang mendengar kalau Sodom diserang dan Lot ikut ditawan bersama keluarganya oleh para raja itu. Kemudian Abram bertindak dengan mengejar raja-raja itu dan mengalahkan mereka dan merebut kembali Lot dan keluarganya.

Ukuran yang sering dipakai manusia modern untuk menunjukkan keberhasilan seringkali keliru. Mereka menunjukkan keberhasilan dengan petunjuk banyaknya materi yang didapat. Dan kehormatan diperoleh dengan kekayaan bukan karena menghormati Allah dan menjaga martabat-Nya di hadapan manusia dan juga menjaga martabat dirinya sendiri di hadapan manusia.

ABRAM MENJAGA MARTABAT ILAHI DI HADAPAN MANUSIA

Raja negeri Sodom yang telah melarikan diri ke pegunungan sesudah pertempuran di lembah Sidim, mendapat kabar tentang kemenangan Abram, menyongsong Abram di lembah Syawe yang kemudia disebut lembah Raja (II Sam 18:18), dekat Yerusalem. Di lembah Raja itu Melkisedek, raja negeri Salem datang menjumpai Abram.

Melkisedek adalah seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Ia tidak menyembah berhala, seperti orang-orang lain pada waktu itu, ia menyembah Allah Yang Mahatinggi, yakni Allah yang disembah Abraham juga (lih. ayat 22).Melkisedek juga seorang raja Salem, yaitu kota yang kemudian disebut Yerusalem. Melkisedek adalah salah seorang yang pada zaman dahulu seperti Abram, Ayub, dan Yetro, masih mempunyai pengetahuan tentang Allah dan tentang berbakti kepada Allah yang sebenarnya.

Melkisedek menyuguhkan roti dan anggur kepada Abram dan tentaranya yang sudah lapar dan haus disebabkan perjalanan yang berat itu. Melkisedek memberi berkat kepada Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta Langit dan Bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhnya ke tanganmu". Sikap Melkisedek yang menghargai Abram adalah sikap yang menghargai Allah melalui hamba-Nya. Melkisedek menghargai martabat Allah dalam diri Abram. Menyediakan makanan bagi orang pilihan Tuhan berarti menghargai wibawa Allah dalam diri orang itu.

Maka Abram mempersembahkan kepadanya 1/10 dari harta benda yang direbutnya dari musuh untuk menghormati Melkisedek. Melkisedek adalah salah satu dari orang-orang yang mengherankan dalam Alkitab. Ia adalah tokoh seperti Kristus (Maz 110 dan Ibr 7). Namanya berarti: "Raja Keadilan" dan iapun raja di Salem, yakni: "Raja Damai".

Sikap Abram terhadap Melkisedek juga adalah sikap yang menghargai martabat ilahi. Apakah martabat ilahi perlu dijaga? Allah memang absolut dan independen (tidak bergantung kepada apapun dan tidak perlu ditolong oleh siapapun), tetapi hal itu tidak berarti kalau manusia tidak dapat mencemarkan dan merusak cerminan kemuliaan-Nya dalam diri manusia itu sendiri. Perumpamaan Yesus dalam Mat 5 tentang Garam Dunia yang tidak asin lagi menggambarkan manusia yang tak dapat mencerminkan kemuliaan Allah atau menjaga martabat ilahi dalam dirinya sehingga Allah dilecehkan dan dihujat oleh mereka yang tidak percaya.

Melkisedek memang adalah seorang manusia biasa tetapi ia seorang imam yang bukan sembarangan, penulis kitab Ibrani sendiri mencatat bahwa keimaman Melkisedek lebih tinggi dari keimaman Harun (Ibr 7:11). Sikap Abram tidak saja menghormati imam besar Allah tetapi menghormati Allah yang memberikan kemenangan. Menghormati seorang hamba Allah sedemikian rupa sama artinya dengan menghormati Allah itu sendiri.

Dengan memberikan sepersepuluh itu Abram memberi kesaksian bahwa kekuasaan apapun yang mengawasi Kanaan, Yahweh tetaplah Raja segala raja yang merajai segala sesuatu.

ABRAM MENJAGA MARTABAT DIRINYA SENDIRI DI HADAPAN MANUSIA

Sesudah pertemuan Abram dengan Melkisedek, maka raja negeri Sodom mengadakan perundingan seterusnya dengan Abram. Abram mempunyai hak penuh untuk memiliki harta benda yang direbutnya dari musuh itu, oleh karena dialah yang merebutnya. Raja Sodom mengusulkan kepadanya, supaya Abram mengambil harta jarahan itu untuknya, tetapi jangan membawa orang-orang tawanan tadi pulang sebagai budaknya, melainkan memberikan mereka kepada rajanya kembali.

Tetapi Abram menolak usul raja negeri Sodom itu, katanya: "Aku bersumpah demi Tuhan, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta Langit dan Bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya". Abram bersumpah bahwa ia tidak mau mengambil apa-apa pun dari jarahan itu. Ia tidak mau terikat kepada raja negeri Sodom. Ia hanya meminta, agar orang-orangnya tidak usah mengembalikan apa-apa yang dipergunakan mereka dari barang jarahan itu untuk belanja mereka di tengah jalan, dan agar supaya orang-orang sekutu Abram, yakni Aner, Eskol, dan Mamre boleh mengambil bagian mereka.

Juga di sini terlihat ketinggian akhlak Abram. Ia tidak mau mencari keuntungan bagi diri sendiri. Ia berperang, hanya untuk membantu. Ia tidak mau terikat kepada raja negeri Sodom; ia cukup berdiri sendiri dengan Allahnya. Ia tidak menyerahkan dirinya kepada manusia, tetapi kepada Allah.

Sikap Abram tidak seperti sikap kebanyakan orang pada zaman sekarang yang lebih mementingkan keuntungan daripada mengutamakan kehormatan dan martabat yang murni di hadapan Allah dan sesama. Tidak sedikit yang bermental Esau seperti yang ditulis penulis kitab Ibrani: "Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan" (Ibr 12:16)

11 Agustus 2009

Puisi Proklamasi Kemerdekaan











I

proklamasi kemerdekaan
o, koma-koma indonesia
catatan ada dan menjadi
menuju segala harapan
melantur jadi berhala
kucel kotor berkarat
muter-muter janji-janji
ingar-bingar gincu-gincu
tetek bengek gemerlap
carut marut resmi
mengatasnamakan
Indonesia

proklamasi kemerdekaan
birokrasi menyulap upeti
slintutan dinas-dinas umum
merusak sekolah-sekolah
harga diri simpangsiur
bintang dasi bernyanyi
kebaya berbinar menari-nari
dengan tembang joget bising
jungkir balik kaum akar rumput
porak poranda teknologi
bangga diri tanpa pribadi
kitab-kitab suci rancap diri
mengelus-elus Indonesia

proklamasi kemerdekaan
di sekian terminal internasional
kalbu budi macet tanpa akal
berbuih kilah-kilah tanah asing
mengunyah ayat-ayat hantu
tampunglah tangis, airmata melaut
tuhan sudah hancur-hancuran
dirusak para jagoan agama
kesia-siaan para kurban
kebhinekaan purapura, kebuasan
segelintir kaum kalap mengerikan
terhenti di sebuah koma-kebuntuan
meracun hakikat Indonesia!

II

proklamasi kemerdekaan
o, koma-koma Indonesia
ada dan menjadi, menuju segala
memupuk harapan yang sekarat
mengumbang-ambingkan kesaksian
akalbudi menyembah kedunguan
perdagangan ilmu rancu hasrat
mahkota harapan kian sekarat!

o, Indonesia
di dalam koma-komamu
senyap rancu niat-niatmu
muntah mesiu pengawalmu
kuat karena peluru, negara apa!

o, Indonesia
di dalam koma-komamu
cipta karsa karya daun ungu
mencatat harapan yang sekarat
kejujuran hampa di gua, banyak dari kita
mandi susu di kuil emas ponsius pilatus
menari-nari cuci tangan dengan darah
ketika pertengkaran berbau surga
tanpa ujung bergulung-gulung
menjadi puisi berisi tai kerbau

o, Indonesia, proklamasi kemerdekaanmu
membusuk sudah segala jenis ibadahmu
kebiasaan buta, lolong kosong, hutan terbuang
meludahi rasa gagal dan kecemasan akalbudi
tak ada cara untuk sekedar bisa mengerti

ketika kucari-cari di kitab-kitab
amuk mengerikan menggasak galak
tepat di pusat jantungmu, Indonesia
amat telak, benteng kebodohan purba
segala impor hiruk pikuk meraja udara
lalu buat apa mengaduh, pura-pura
kok, lalu, masih demi Indonesia

bukan, bukan karena Indonesia, kalian mendoakan
empat penjuru kaki langit, hmm, alam budak kita
berkat mesin dollar sehingga kaum penganggur
menjadi bebek-bebek ngiler
merindukan bulan
mengelu-elukan sekaratnya harapan
patriotisme feodal, kejujuran mengungsi
bukan, bukan demi indonesia kalian bersaksi
cuma demi upeti yang muntah di bukit-bukit
segala aduh kita hanya desah
mengumbar sekaratnya harapan

III

proklamasi kemerdekaan
koma-koma Indonesia
pasal-pasal karet gudang mesin
berdebu mengotori budipekerti
tersembunyi dalam doa gelap

proklamasi kemerdekaan
koma indonesia sehari-hari
kesaksian hancur dalam korupsi
kaum kaki lima yang sial dan sirene
mobil para mafia pada jam-jam kerja
undang-undang hanya sebutir kepala
bising gedung-gedung ibadah megah
kesuciannya lenyap di kakus

o, Indonesia, tahu-tahu hadir sudah berdasi
berkebaya wangi, dikepung segala penjuru
oleh jurnalisme kata-kata berbatu
dogmatisme yang ganas
dominasi sosial mengerikan
kotbah-kotbah racun purba
kemiskinan memuliakan akalbudi
insan-insan tanpa sang aku
memanusiawikan Indonesia?

o, Indonesia, proklamasi kemerdekaanmu jeritan melati
keluhkesah rakyat tanpa modal, saham, kertas resmi
peluru resmi menembak jantung sendiri, bunda pertiwi
sungguh ngeri merindukan pelabuhan akhir yang sejati

Indonesia zamrud intan katulistiwa
adalah ruang tanpa cahaya waktu
kegenitan ungu menata-nata mimpi

indonesia gemah ripah loh jinawi
adalah kasak-kusuk dalam panji-panji
percabulan dalam garis haluan resmi
kehancuran kesepakatan yang tulus

maka inilah saatnya mendobrak
mumpung gairah hari proklamasi
mencakar-cakar kebekuan bersatu
kembalikan keindahan di letaknya
kembalikan titik-titik pada garisnya
agar rintih sekaratnya harapan
tinggal catatan rusaknya sejarah
ratap tangis gunung dan lembah

Sumber:
Radio Netherlands Worldwide

Daniel Zacharias
education from womb to tomb

02 Agustus 2009

Sabat

Sabat (shabbat, "istirahat" dalam bahasa Ibrani, atau Shabbos dalam ucapan Ashkenazi) adalah hari ke tujuh di akhir minggu Yahudi dan hari istirahat dalam masyarakat Yahudi. Hari Sabat dimulai dari matahari terbenam hari Jumat sampai terlihatnya tiga bintang di langit pada hari Sabtu malam. Oleh karena itu, waktu yang pasti hari Sabat ini berubah-ubah dari minggu ke minggu dan dari tempat yang satu ke tempat yang lain, tergantung dari waktu terbenamnya matahari di setiap lokasi.

Sabat didasarkan pada Kisah Penciptaan di Kitab Kejadan, dimana Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari, dan beristirahat pada hari ke tujuh (Kejadian 1:1-2:3)


Sabat mengacu kepada sebuah hari perayaan, di mana seseorang beristirahat dari pekerjaan rutin hariannya, sehingga bisa merenungkan hal-hal rohani dalam hidupnya, serta bisa meluangkan waktu bersama keluarga. Secara tradisional, pada hari itu makanan yang berlimpah dihidangkan sebanyak tiga kali - yaitu pada malam Sabat, makan siang dan malam hari di akhir Sabat (Secara tradisional orang Yahudi makan dua kali, siang dan malam). Hari itu juga ditandai dengan kegiatan yang dilarang sesuai dengan aturan Sabat yang ditetapkan oleh Rabi agama Yahudi, tetapi tidak semua orang Yahudi mengikuti ketentuan itu, seperti Yahudi Karaite memiliki tradisinya sendiri.


Dari kata Sabat ini diperoleh istilah Sabbath dalam bahasa Inggris, Sabt dalam bahasa Arab, dan Sabtu dalam bahasa Indonesia. Dari kata ini pula muncul konsep sabatikal.


ETIMOLOGI


Kata shabbat dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja shabat, dalam bahasa yang sama, yang secara harafiah berarti "berhenti", atau shev yang berarti "duduk". Meskipun shabbat hampir secara universal diterjemahkan "istirahat" atau suatu "masa istirahat", terjemahan yang lebih harafiah adalah "berhenti", dengan implikasi "berhenti dari melakukan pekerjaan". Jadi Sabat adalah hari untuk orang berhenti bekerja, dengan implikasinya beristirahat. Kata Ibrani untuk melakukan "mogok", misalnya, shevita, berasal dari akar kata Ibrani yang sama dengan shabbat, dan mengandung implikasi yang sama, yaitu bahwa para buruh yang mogok secara aktif berhenti melakukan pekerjaan, dan bukan secara pasif "beristirahat".


Kebetulan, hal ini menjelaskan pertanyaan teologis yang sering diajukan tentang mengapa Allah perlu "beristirahat" pada hari yang ketujuh dalam penciptaan, seperti yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian. Bila dipahami bahwa Allah "berhenti" bekerja dan bukannya "beristirahat" dari kerjanya, penggunaan ini lebih konsisten dengan pandangan Alkitab tentang Allah yang mahakuasa yang tidak membutuhakn "istirahat". Namun demikian, artikel ini akan mengikuti terjemahan yang jauh lebih umum tentang sabat sebagai "istirahat".


Kebingunan linguistik yang lazim menyebabkan banyak orang percaya bahwa kata itu berarti "hari ketujuh." Meskipun akar kata untuk "tujuh", atau "sheva", sama dengan ucapannya, tulisannya berbeda.


SUMBER ALKITAB


Sabat diberikan status khusus sebagai hari suci di awal Tanakh (Alkitab Ibrani) di Kejadian 2:1-3


Sabat pertama kali diperintahkan setelah eksodus dari Mesir, dalam kitab Keluaran 16:26 (berhubungan dengan berhenti turunnya manna satu hari sebelum Sabat) dan di Keluaran 10:8-11 (sebagai perintah keempat dari Sepuluh Perintah Allah). Pelaksanaan Sabat banyak kali diperintahkan dan dianjurkan di Torah dan Tanakh; persembahan khusus juga harus diberikan pada hari itu. Sabat juga disebutkan oleh nabi Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Amos dan Nehemia.


TEORI AWAL

Sejarah panjang agama Yahudi yang tak pernah putus memelihara Sabat sebagai hari ke tujuh adalah kebudayaan asli bangsa Yahudi, sebagai institusi yang paling sakral dan utama, dimana menurut Musa tradisi ini diciptakan secara khusus, dan bahkan lebih ekstrim lagi dikatakan ada semenjak alam semesta diciptakan.


Sabat hari ke tujuh tidak berasal dari Mesir, dimana bangsa Israel dibebaskan, atau berasal dari teori yang lain yang berkaitan dengan hari-hari Saturnus. Juga tidak termasuk pada perhitungan peredaran planet secara umumnya. Ensiklopedia Universal Yahudi menyampaikan sebuah teori Asiriologis seperti Friedrich Delitzch dimana Sabat mula-mula berasal dari siklus lunar, yang berisi empat minggu dan berakhir di Sabat, ditambah satu atau dua hari tambahan per bulan sebagai koreksi. Kesulitan dari teori ini adalah dalam hal menghitung perbedaan antara minggu yang tidak terputus dan sebuah minggu lunar, dan menjelaskan mengenai ketiadaan tulisan mengenai penamaan minggu Lunar sebagai Sabat di berbagai bahasa.


STATUS SEBAGAI HARI SUCI


Di atas meja Sabat diletakkan : dua challah (roti kepang panggang) bertutup, sebuah cawan kiddush (wine/anggur), dua lilin dan sebuah rangkaian bunga.


Buku Tanach dan Siddur (buku doa agama Yahudi) menerangkan Sabat memiliki tiga tujuan :

1. Peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir.

2. Peringatan Tuhan menciptakan alam semesta, dimana pada hari ke tujuh Tuhan beristirahat (berhenti) dari pekerjaanNya.
3. Menikmati dunia dalam masa Mesianis (menanti kedatangan Mesias).


Agama Yahudi menempatkan Sabat dengan status sebagai hari suci penuh sukacita. Dalam banyak hal, hukum agama Yahudi memberikan Sabat status hari suci yang paling penting dalam kalender Yahudi.


- Sabat adalah hari suci pertama di Alkitab, Tuhan melihatnya dengan berhenti dari penciptaan (Kejadian 2:1-3).


- Liturgi agama Yahudi memerlakukan Sabat sebagi seorang "mempelai" dan "ratu" (Shekhinah)


- Sefer Torah dibaca selama masa pembacaan Torah yang merupakan bagian dari ibadah pagi Sabat, dan dibaca lebih lama dibandingkan pada hari-hari yang lain. Torah dibaca habis sepanjang tahun dibagi dalam 54 parashah, satu parashah dibaca tiap hari Sabat (kadang dua kali). Pada hari Sabat pembacaan dibagi dalam tujuh bagian, lebih banyak dibanding pada hari suci yang lain termasuk Yom Kippur. Kemudian dibaca juga kitab Haftarah dari nabi-nabi Ibrani.


- Sebah tradisi menyatakan bahwa Mesias orang Yahudi akan datang jika setiap orang Yahudi secara tekun menguduskan dua Sabat yang berurutan.


- Hukuman dari orang yang melanggar kekudusan Sabat pada jaman dahulu adalah dengan dilempari batu sampai mati. Ini adalah hukuman yang paling keras dilaksanakan dalam Hukum bangsa Yahudi.


RITUAL SABAT (KEGIATAN WAJIB)


Sabat adalah hari perayaan dan juga hari beribadah. Orang biasanya merayakan juga dengan makan berlimpah sebanyak tiga kali pada hari Sabat. Ini termasuk makan malam pada malam Sabat (Jumat malam), Sabtu tengah hari dan jamuan makan yang lain sebelum Sabat berakhir di hari Sabtu malam.


Banyak orang Yahudi menghadiri kebaktian di Sinagoga pada hari Sabat, meskipun di hari-hari yang lain mungkin tidak. Kebaktian dilaksanakan pada malam Sabat (Jumat malam) dan Sabat pagi (Sabtu pagi)


Dengan perkecualian untuk hari Yom Kippur, yang disebutkan Torah sebagai "Sabatnya Sabat", hari puasa umum ditunda atau dimajukan sehari jika tiba bersamaan pada hari Sabat. Orang berduka yang menjalani shivah (masa satu minggu meratap untuk kematian pasangan atau keturunan pertama) harus berusaha tampil biasa saja selama hari Sabat. Mereka bahkan dilarang memperlihatkan tanda-tanda kedukaan di depan umum.


Yom Kippur adalah hari suci dalam agama Yahudi yang merayakan Hari Pendamaian antara manusia dengan Allah. Hari ini jatuh pada hari ke-10 dalam bulan Ibrani Tishri. Alkitab menyebut hari ini Yom Hakippurim (bahasa Ibrani, "Hari-hari Pendamaian"). Ini adalah salah satu dari Yamim Noraim (bahasa Ibrani, "Hari-hari yang Menakjubkan"). Hari ini diperingati dengan berpuasa dan doa yang intensif selama 25 jam. Yom Kippur dianggap sebagai hari yang paling suci dalam kalender Yahudi.


Menurut literatur Para Rabi, Tuhan melalui Torah memerintahkan orang Yahudi untuk menghormati (menjaga diri dari kegiatan yang dilarang) dan menguduskan Sabat (dengan kata, pikiran dan tindakan) dan dua kegiatan ini dilambangkan dengan dua lilin Sabat menjelang malam pada hari Persiapan (Di banyak komunitas pada hari jumat, biasanya delapan belas menit sebelum matahari terbenam) yang dipasang oleh wanita Yahudi biasanya oleh istri/ibu, atau bisa juga laki-laki bila mereka tinggal sendiri.


Biasanya ada dua lilin yang dinyalakan, walaupun beberapa keluarga menyalakan lebih banyak, kadang sesuai dengan jumlah anak yang ada.


Walaupun hukum Sabat itu sangat ketat dan banyak larangannya (lihat penjelasan di bawah), tetapi perintah ke empat dari sepuluh perintah Allah di Keluaran yang diambil oleh Talmud juga menyinggung perintah positif mengenai Sabat. Ini termasuk :


- Persiapan Menghormati kedatangan Sabat (Kavod Sabat) dengan mandi, memotong rambut, membersihkan dan mempercantik rumah (misalnya dengan rangkaian bunga), atau pada hari Sabat itu sendiri mengenakan pakaian pesta dan menahan diri hari perkataan yang tidak senonoh.


- Merapalkan doa kiddush, atau "penyucian", mengedarkan secawan wine (anggur) di awal Sabat sebelum jamuan makan dan setelah selesai doa pagi.


- Menikmati tiga jamuan makan (shalosh seudot). Jamuan makan dimulai dengan doa berkat terhadap dua buah roti (leche mishneh), biasanya dengan sebuah challah berkepang, sebagai lambang pemberian manna secara ganda oleh Tuhan kepada bangsa Yahudi pada Hari Persiapan selama mereka berada di padang gurun setelah keluar dari tanah Mesir. Biasanya dihidangkan daging atau ikan, kadang keduanya, untuk makan malam Sabat (Jumat malam) dan makan siang Sabat (Sabtu siang). Jamuan makan ke tiga dinikmati pada akhir Sabat (Sabtu malam) disebut Seudah Shlishit (arti harafiahnya, "makan ke tiga"). Ini biasanya sebuah makan yang ringan bisa berupa daging atau susu.


- Menikmati Sabat (Oneg Shabbat). Melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti makan, bernyanyi, berkumpul bersama keluarga dan handai tolan.


- Merapalkan doa havdalah, atau "pemisahan" pada akhir Sabat ketika malam tiba (mengedarkan sebuah piala berisi wine/anggur, dan disertai rempah-rempah wangi dan sebuah lilin)


Biasanya orang menghindari berbicara mengenai uang atau hal-hal bisnis pada Sabat.


KEGIATAN YANG DILARANG PADA HARI SABAT

KE-39 KEGIATAN YANG DILARANG


Hukum Yahudi (halakha) melarang segala bentuk kegiatan melachah (bentuk jamak dari melachot) pada Sabat, dengan beberapa pengecualian. Walaupun melachah umumnya diterjemahkan sebagai "bekerja", tetapi definisi yang lebih baik adalah "kegiatan yang disengaja" atau "keahlian dan kerajinan tangan." Ada 39 kategori dari kegiatan yang dilarang (melachot) dalam daftar Traktat Mishnah Sabat bab 7, Mishna 2.


Aliran-aliran yang berbeda dari agama Yahudi memliki pandangan yang berbeda dalam menentukan jenis pekerjaan yang dilarang. Orang Yahudi konservatif dan ortodoks yang taat, menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang dilarang. Kegiatan yang dilarang ini merupakan penjabaran dari Alkitab - dari jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun Kemah Suci. Ini tidak langsung disebutkan di Torah; sedangkan yang lain, mishnah mengatur "hukum Sabat adalah seperti gunung digantung dengan sehelai rambut, karena hanya ada sedikit ayat tetapi dijabarkan dalam banyak hukum" (Hagigah 1:8). Banyak ahli theologia yang menyatakan bahwa pekerjaan yang dilarang ini adalah kegiatan umum yang bersifat "kreatif", atau pengendalian gerakan badan atau penguasaan terhadap lingkungan seseorang.


Ke-39 kategori kegiatan yang tergolong melachah yang dilarang itu adalah:

1. Menabur; 2. Membajak; 3. Menuai; 4. Mengikat berkas gandum; 5. Mengirik gandum; 6. Menampi; 7. Memilih; 8. Mengasah; 9. Memilah; 10. Mengadoni; 11. Membuat roti; 12. Menggunting wol; 13. Mencuci wol; 14. Memukuli wol; 15. Mewarnai wol; 16. Memintal; 17. Menenun; 18. Membuat dua gulungan; 19. Menenun dua lembar benang; 20. Memisahkan dua lembar benang; 21. Mengikat; 22. Melepaskan ikatan; 23. Menjahit robekan; 24. Merobek; 25. Menjerat; 26. Memotong hewan; 27. Menguliti; 28. Mewarnai kulit binatang; 29. Merapikan guntingan pada kulit binatang; 30. Menandai kulit binatang; 31. Memotong kulit hingga menjadi bentuk tertentu; 32. Menulis dua atau lebih huruf; 33. Menghapus dua atau lebih huruf; 34. Membangun; 35. Meruntuhkan bangunan; 36. Mematikan api; 37. Menyalakan api; 38. Memberikan sentuhan terakhir pada sebuah benda; 39. Memindahkan benda dari tempat pribadi ke tempat umum, atau sejauh 4 hasta dalam batas tempat umum;


Dari tiap melachah dibuat beberapa macam larangan. Sehingga akhirnya ada lebih banyak lagi larangan melakukan kegiatan pada hari Sabat, semuanya bisa dirunut balik ke 39 melachot yang prinsip di atas.


Ke 39 melachot yang disampaikan di atas tidak mengacu kepada banyak kegiatan seperti "kategori kegiatan." Sebagai contoh, saat "menampi" biasanya mengacu kepada pemisahan kulit dari bijinya, dan "pemilihan" mengacu kepada pemisahan biji dari kotoran. Hal ini menurut pandangan Talmud adalah sebuah kegiatan yang memisahkan material yang tercampur dari makanan yang dapat dimakan dan tidak dapat dimakan. Jadi menyaring air yang tidak bisa diminum sehingga layak dinimum termasuk dalam kategori ini, seperti halnya mengambil duri ikan dari dagingnya (Salah satu pemecahan masalah ini adalah dengan memakai daging ikan cincang/tepung ikan)


PEMAKAIAN LISTRIK


Pemerintah yang konservatif dan ortodoks mengatur larangan menghidupkan peralatan elektronik karena termasuk dalam "39 kategori kerja (melachot)." Tetapi tidak semua pemerintah sepakat masuk ke dalam kategori yang mana. Satu pandangan mengatakan bahwa percikan kecil saat saklar dinyalakan sama dengan kegiatan "menyalakan api" (kategori 37). Jika peralatan elektronik itu berhubungan dengan cahaya atau panas (seperti bohlam lampu atau oven listrik), maka cahaya atau elemen pemanas bisa dikategorikan sebagai api; jika demikian keduanya termasuk dalam kegiatan "menyalakan api" (kategori 37) dan "memasak" (memanggang roti, kategori 11), dan saat mematikan peralatan itu termasuk dalam kegiatan "mematikan api" (kategori 36)


Pandangan yang lain yaitu sebuah perangkat elektronik yang dimasukkan ke dalam colokan di dinding menjadi bagian dari bangunan, tetapi belum berfungsi karena tombol powernya masih dalam keadaan mati. Saat tombol power dinyalakan, kegiatan itu jadi tergolong dalam "membangun" dan mematikan power tergolong kegiatan "meruntuhkan bangunan" (kategori 35 dan 34). Beberapa sekolah theologi berpikir bahwa pemakaian listrik itu dilarang hanya oleh perintah Rabi, bukan karena melanggar salah satu dari 39 kategori larangan utama.


Sebuah penyelesaian umum untuk masalah ini adalah dengan mempergunakan timer elektonik (jam Sabat) untuk peralatan elektrik, yang bisa menyala dan mati secara otomatis tanpa campur tangan manusia di hari Sabat. Pemerintah konservatif menolak semua argumen mengenai larangan pengunaan listrik dan peralatannya.


KENDARAAN BERMOTOR


Pemerintah konservatif dan ortodoks sama sekali melarang penggunaan kendaraan bermotor selamat Sabat karena melanggar berbagai kategori kegiatan termasuk "menyalakan api" (kategori 37), "memadamkan api" (kategori 26) dan "memindahkan benda dari tempat pribadi ke tempat umum" (kategori 39). Tetapi Komite Gerakan Konservatif dari Hukum dan Standar agama Yahudi mengijinkan mengendari kendaraan bermotor untuk menuju ke sinagoga pada hari Sabat, sebagai sebuah "tindakan darurat", karena jika orang Yahudi kehilangan hubungan dengan kehidupan sinagoga mereka akan terhilang dari bangsa Yahudi.


Sebuah modul halachah Sabat resmi ditambahkan pada power kendaraan Amigo supaya bisa digunakan untuk menghormati hari hari Sabat sesuai dengan batasan jumlah langkahnya. Alat ini biasanya disebut sebagai sekuter Sabat atau Amigo Sabat, diproduksi oleh Institut Zomet di Israel. Tiap aplikasi modul Sabat ini satu per satu diperiksa dan disertifikasi oleh perwakilan dari Zomet. Peralatan ini hanya untuk pribadi perorangan yang akan membatasi mobilitasnya tergantung pada sekuter/POV atau mobil yang secara rutin dipakai sepanjang minggu.


SHOMER SABAT


Shomer Sabat adalah sebutan untuk orang (atau organisasi) yang taat melaksanakan hukum-hukum sabat secara konsisten. Shomer Sabat adalah model dasar yang terdapat dalam lagu-lagu agama Yahudi (misalnya Baruch El Elyon) mengenai berbagai risalah pada hukum Yahudi dan prakteknya pada hari Sabat (misalnya Shmirat Shabbat ke-Hilkhata)


KEADAAN YANG MERINGANKAN


Dalam keadaan ketika hidup manusia berada dalam bahaya (pikuach nefesh), seorang Yahudi bukan hanya diperbolehkan tetapi diminta untuk melanggar setiap hukum Sabat untuk menyelamatkan orang itu. (Kenyataan berbagai hukum agama Yahudi, kecuali pembunuhan, penyembahan berhala, hubungan sex yang dilarang, harus dilanggar sehingga bisa menyelamatkan hidup seseorang yang sedang dalam bahaya). Konsep mengenai hidup dalam bahaya ini diterjemahkan secara luas; contohnya, diperintahkan untuk melanggar Sabat saat membawa seorang wanita yang akan bekerja menuju ke rumah sakit. Yang lebih rendah, larangan rabi biasanya dilanggar karena keadaan darurat misalnya seorang psien yang sakit tapi tidak begitu kritis.


Beberapa prinsip resmi menyatakan kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum Sabat. Contohnya yang termasuk prisip Shinui ("mengganti" atau "penyimpangan") - sebuah pelanggaran keras menjadi tidak keras jika kegiatan larangan itu dibuat akan dipertimbangkan sebagai ketidaknormalan pada hari non Sabat. Contohnya menulis dengan menggunakan tangan yang tidak biasanya (mengacu pada banyak rabi penguasa). Prinsip resmi ini mengoperasikan bedi'avad (ex post facto) dan tidak menyebabkan sebuah kegiatan larangan menjadi diijinkan kecuali dalam keadaan yang meringankan.


TEKNOLOGI UNTUK MELAYANI SABAT


Ketika ada seseorang atau tindakan medis dalam keadaan darurat dimana tidak memiliki perlatan penunjang hidup yang memadai, maka mereka boleh melakukan "pelanggaran" dengan memodifikasi teknologi dimana untuk ini tidak ada hukum yang dilanggar. Contohnya "Lift Sabat", dimana dengan mode Sabat lift akan berhenti otomatis di tiap lantai, supaya orang bisa masuk dan keluar tanpa menekan tombol (menyalakan tombol sama dengan kegiatan "menyalakan api" melanggar kategori 37) yang biasanya dibutuhkan untuk bekerja. (Rem dinamis juga dimatikan jika biasanya digunakan, untuk melangsir energi yang terkumpul dari perjalanan lift dari bawah dan juga energi potensial gravitas penumpang sampai pada jaringan penahan). Ini mencegah "pelanggaran" terhadap larangan Sabat mengenai "pekerjaan yang bermanfaat". Banyak Rabi penguasa menggolongkan pemakaian lift oleh orang normal adalah "pelanggaran" terhadap Sabat, dimana pada hari itu semua perangkat pendukung itu hanya boleh digunakan bagi para penderita cacat.


Banyak orang Yahudi ortodoks menghindari larangan "membawa" dengan mengikat kunci-kunci yang dibuat ke dalam ikatan, atau bagian dari ikat pinggang. Jadi kunci itu menjadi bagian yang sah dari hukum berpakaian atau perhiasan yang bisa dikenakan, bukannya "dibawa". Beberapa orang mempergukan pita elastis yang ada klip di kedua ujungnya, dan kunci-kunci bisa digantungkan di dalamnya seperti sebuah gelang atau bisa dipertimbangkan sebagai sebuah ikat pinggang.


Dewasa ini, lampu Sabat dibuat dengan mempergunakan sensor sinar matahari, sehingga bisa nyala dan mati secara otomatis jika hari gelap. Sebuah mekanis khusus juga bisa menghalangi sinar jika pemiliknya ingin posisi listrik "mati" sesuai dengan yang diinginkan tanpa melanggar larangan Sabat.


PANDANGAN GOLONGAN REFORMIS DAN REKONSTRUKSI


Umumnya penganut Reformasi dan Rekonstruksi agama Yahudi percaya bahwa tiap individu orang Yahudi telah menentukan apakah mengikuti larangan Sabat atau tidak. Contohnya, beberapa orang Yahudi ditemukan sedang beraktivitas seperti menulis atau memasak untuk kesenangan, untuk menikmati Sabat dan kesuciannya, sehingga akan mendorong praktek kegiatan yang lain. Beberapa kaum Reformis Yahudi percaya bahwa kata "bekerja" itu berbeda bagi masing-masing orang, dan bahwa hanya orang itu yang bisa memutuskan "bekerja" seperti apa yang dilarang. Rabi Ignaz Einhorn, Rabi Reformasi dari Hungaria yang radikal, bahkan merubah ibadahnya dari hari Sabat (Sabtu) ke hari Minggu.


Banyak Rabi Yahudi reformasi dan rekonstruksi tradisional yang percaya bahwa halakhah ini umumnya sah, tetapi akhirnya tergantung pada tiap pribadi untuk menentukan bagaimana dan kapan hal itu akan dilaksanakan. Sebuah fraksi kecil agama Yahudi, di dalam komunitas Yahudi Progresif, menerima semua hukum ini sama seperti yang dikerjakan oleh Yahudi ortodoks.


KEGIATAN YANG DIIJINKAN


Kegiatan-kegiatan berikut ini dianjurkan dilakukan pada hari Sabat:

- Merayakan Sabat bersama-sama dengan keluarga dekat;
- Pergi ke sinagoga untuk berdoa;
- Mengunjungi keluarga dan teman (dalam jarak yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki);
- Menerima tamu (hachnasat orchim, "keramah-tamahan");
- Menyanyikan zemirot nyanyian-nyanyian khusus untuk makan Sabat (biasanya dinyanyikan pada saat atau setelah makan).
- Membaca, mempelajari, dan mendiskusikan Torah dan tafsirannya, Mishnah dan Talmud, mempelajari Halakha dan Midrash.
- Berhubungan seksual dengan suami atau istri, khususnya pada malam Sabat (Jumat malam). (Shulchan Aruch menggambarkan hal ini sebagai "mitzvah ganda," karena menggabungkan prokreasi dengan sukacita Sabat, dan keduanya dianggap diperintahkan oleh Torah.) Menurut para rabi Reform, segala sesuatu yang meningkatkan sukacita Sabat sebagai hari yang khusus dan rohani sangat dianjurkan.

- Menikmati tidur sejenak di hari Sabat


SABAT KHUSUS


Sabat khusus adalah Sabat sebelum hari libur penting agama Yahudi, misalnya Sabat Hagadol adalah Sabat sebelum Paskah, Sabat Zachor adalah sabat sebelum Purim dan Sabat Teshuva adalah Sabat sebelum Yom Kippur.


* * * * *


(translated from wikipedia)


Daniel Zacharias
education from womb to tomb

Gereja Yang Dikendalikan Oleh Tujuan

GEREJA YANG DIKENDALIKAN OLEH TUJUAN

Roma 11:36

Menyambut HUT GKO ke-30 (29 Juli 1979-29 Juli 2009)

Tiap gereja dikendalikan oleh sesuatu. Rick Warren menulis bahwa: “tradisi, keuangan, program-program, orang-orang, peristiwa-peristiwa bahkan gedung dapat menjadi kekuatan yang mengendalikan arah gereja. Dapatkah kita bayangkan jika setiap orang dalam gereja masing-masing memiliki tujuannya masing-masing. Itu akan menjadi kacau. Masing-masing orang akan menyalahkan yang lainnya dan beranggapan bahwa ia yang paling tahu tujuan gereja itu dengan baik.

Di usia yang ke-30 ini adalah penting bagi kita semua memiliki pertanyaan kritis bagi hal ini. Pertanyaan itu adalah: siapakah yang paling memiliki otoritas untuk menentukan tujuan dari gereja?” Dalam teologi kita tahu bahwa kita adalah ciptaan. Tujuan dari hidup manusia bukan ditentukan oleh ciptaan tetapi oleh sang Pencipta. Dalam filsafat kita juga tahu bahwa Allah itu adalah Causa Prima (Penyebab Utama). Allah telah menetapkan tujuan-Nya ketika ia menciptakan semua ciptaan termasuk manusia. Ia menaruh tujuan tersebut di dalam ciptaan-Nya. Ia juga merancang ciptaan termasuk manusia sesuai dengan tujuan-Nya. Dengan kata lain secara teologis tidak seorang pun di dunia ini yang berhak atau yang mampu menentukan tujuan hidupnya sendiri.

Bila seseorang mencoba menentukan tujuan hidupnya sendiri maka itu seperti yang dikatakan Alkitab: “mereka memberontak terhadap Allah yang hidup”. Manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi kelak dalam hidupnya dan juga tidak dapat mengendalikan masa depannya. Sehingga bagaimana pula secara logis kita dapat menentukan sesuatu yang tak dapat kita kendalikan kecuali oleh Tuhan sendiri? George Bernard Shaw pernah menulis: “Imagination is the beginning of creation. We imagine what we desire, we will what we imagine; and at last we create what we will”.

Kita semua menyadari bahwa gereja bukanlah soal gedung dan organisasi an sich. Gereja adalah komunitas dari orang-orang yang percaya kepada nama Yesus. Dan bila berbicara tentang manusia. Sehingga ketika kita berbicara tentang tujuan gereja maka hal yang sama juga terkait yaitu bahwa gereja tidak dapat menentukan tujuannya sendiri. Tujuan gereja ditetapkan oleh Tuhan. Gereja harus bertanya pada Tuhan apa yang Ia kehendaki dari gereja tersebut. Dalam bahan ini kita perlu memperhatikan apa yang Rick Warren tulis dalam buku “Purpose Driven Church”. Ia mempertanyakan semua gereja dengan pertanyaan: “what is the driving force behind your church?” (apa yang menjadi kekuatan pengendali di balik gereja kita?)

GEREJA KRISTEN OIKOUMENE di Indonesia (GKO) dalam memasuki usia yang ke-30 dikendalikan setidaknya oleh 3 hal yang masih cukup kuat:

1. GKO masih dikendalikan oleh tradisi. Sulit bagi gereja yang menghadapi berbagai perubahan di tengah dunia ini. Gereja yang harusnya memperbaharui dirinya sendiri mau tidak mau harus mengalami perubahan. Namun perubahan selalu dilihat sebagai sesuatu yang negatif dan stagnasi (kebekuan atau jalan di tempat) dianggap sebagai stabilitas. Kita diikat oleh aturan-aturan dan ritual. Kita mengulangi semua tradisi itu dari hari minggu ke minggu tanpa adanya terobosan yang signifikan dalam kemajuan spiritual umat maupun pelayan.

2. GKO masih dikendalikan oleh orang-orang. Sehingga GKO baik secara lokal maupun sinodal masih terus dibayangi oleh pertanyaan di benak setiap orang, “apa yang pemimpin kehendaki” bukan “apa yang Tuhan kehendaki buat gereja ini”.

3. GKO dikendalikan oleh keuangan. Semua aktivitas kita selalu dibayang-bayangi pertanyaan pesimis,”berapa dananya” atau “apakah kita mampu, dan kalau dana tidak ada tidak usahlah hal tersebut diselenggarakan.”

Perlu kita akui masih ada dua lagi: yakni program dan peristiwa-peristiwa gerejawi. Meskipun demikian kedua hal terakhir ini tidak terlalu signifikan ketimbang ketiga hal tersebut.

Sekarang kita perlu mengakui kesalahan kita dan perlu mengubah arah gereja kita sedang berlayar. Kita mulai dengan pertanyaan sederhana: “mengapa GKO ada”. Seperti yang Elie Wiesel katakan: “When we die and go to heaven, our Maker is not going to say, why didn’t you discover the cure for such and such? The only thing we’re going to be asked at that precious moment is why didn’t you become you?” This is the basic meaning that “you become you” in God perspective not in human.

Bila kita tahu alasan eksistensi gereja kita maka kita mengetahui apa tujuan kita. Dalam Alkitab Allah menginginkan gereja itu diselamatkan dan Ia membuat gereja-Nya sebagai model dari gaya hidup Kerajaan Allah di atas dunia. Sehingga gereja akan melihat Allah melalui gereja. Itulah tujuan utama gereja itu!


DZ


[1] Rick Warren, The Purpose Driven Church.


Daniel Zacharias
education from womb to tomb