Memang tidak ada satu sudut pandang pun yang sepenuhnya benar dan lengkap sehingga dapat menangkap keseluruhan imaji dari sebuah obyek. Bila obyek dimaksud adalah bahagia maka semua orang punya definisi masing-masing dan rasa masing-masing.
Pepatah Cina mengatakan bahwa orang yang paling berbahagia adalah orang yang waktu dia lahir semua orang tertawa dan hanya dia yang menangis, dan waktu ia meninggal semua orang menangis dan hanya dia yang tertawa (he .. he.. kog bisa ya).
Aristoteles mengatakan dalam Nichomachean Ethics bahwa: "Kebahagian tergantung pada diri kita sendiri". Akibatnya Alexei Tolstoy menyambung dalam Kosma Prutkov, "Jika anda ingin bahagia berbahagialah". Kesimpulan Aristoteles dan Tolstoy kebahagiaan itu ada pada diri seseorang dan tergantung padanya.
Kalau bertanya mengenai sumbernya maka John Stuart Mill dalam Autobiography menganjurkan: "tanyakanlah kepada diri anda mengapa anda bahagia, dan anda tidak akan berbahagia lagi". G. K. Chesteron, dalam Heretic menyambungnya demikian: "kebahagiaan adalah misteri layaknya agama, dan seharusnya tidak pernah bisa dicari-cari alasannya".
Tokoh Reformasi John Calvin dalam karyanya Institutio mengatakan bahwa: "kebahagiaan utuh adalah mengenal Tuhan". Menyambung itu dalam karya Amsal editan dari zaman raja Sulaiman memperjelas lagi: "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian".
Para pendeta setelah membaca kitab suci biasanya diakhiri dengan kata-kata: "Berbahagialah mereka yang mendengarkan firman Tuhan dan yang memeliharanya ... ". Sementara Kristus dalam Ucapan Bahagia malah menganjurkan sebuah kebahagiaan dari sebuah ketidakbahagiaan (atau dari sebuah situasi yang tidak memungkinkan untuk seseorang bahagia secara alami):
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat"
(Mahatma Gandhi dan Leo Tolstoy kesengsem rahasia dibalik ucapan ini)
Dimensi kebahagiaan macam begini yang rasanya perlu terus direnungkan dan dialami agar jangan jadi slogan bagus yang membuat kita seolah dengan memajangnya kita telah bahagia ... padahal kita sedang menipu diri kita sendiri ...Anda bahagia?
Daniel Zacharias
(di hari ulang tahun anak pertama yang ke-5)
education from womb to tomb
2 komentar:
Selamat HUT ke-5 untuk Ezra Nehemia.
Semoga cepat besar dan gesit, dan berani memanjat meja makan.
Salam,
Ioanes
Pak Pdt. Terima kasih buat ucapannya.
Posting Komentar