08 Januari 2009

Pekan-pekan Awal 2009

Jujur saja saya agak optimis memasuki tahun 2009. Dan saya percaya sekali bila optimisme bukan sebuah dosa atau barang basi. Optimisme di satu sisi menunjukkan bahwa kita juga masih punya semangat sekalipun di tahun 2008 terlalu banyak 'pending kasus' yang menggembosi semangat itu sendiri. Semangat kita memang harus lebih besar bobotnya tinimbang pesimisme kita. Tentunya berpikir optimis pun ada batasnya. Optimis yang berlebihan hanya membuahkan pemaksaan keadaan, kesombongan, dan merasa bisa mengendalikan semua peristiwa, yang dalam kenyataannya justru malah lebih banyak mudaratnya tinimbang manfaatnya. Di lain sisi optimisme juga setidaknya mencerminkan sebuah pengharapan sekaligus keyakinan yang kuat bahwa Allah setia menyertai kita.

Apa sih isi optimisme saya itu?
Setiap memasuki tahun yang baru selalu ada kegiatan-kegiatan atau tayangan-tayangan yang mengedepankan pandangan futuristik, atau kontemplatif koreksi diri; atau malah sebuah ramalan tentang bayangan mengerikan atau upaya memperbaiki nasib dengan bersandar pada pandangan klenik klik 9090. Optimisme saya lebih disandarkan pada sebuah keyakinan bahwa Ia berkuasa atas masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Saya optimis walau sering terlihat jatuh bangun tetapi itu tidak sama sekali berarti bahwa keadaan manusia.

Beberapa rekan mengalami gangguan kesehatan, saya berdoa semoga mereka lekas sembuh:
  • Ardimas
  • Karina
  • Pnt. Raffly Tamburian
  • Opung Lieke Simanjuntak
  • Martin Layuk Allo
  • Esther Toelle
  • Tommy Sibarani (pemulihan pasca Operasi)
  • Kastono (ayah Anindya)
Di tahun 2009 ini optimisme postif perlu dikembangkan. Saya percaya kita butuh hal tersebut kalau mau bertahan di tahun ini atau kita malah digilasnya.

Saya bersyukur Tuhan karena:
  • Diberkati Tuhan selama tahun 2008 melalui: kesehatan, hikmat, finansial.
  • Anak-anak yang terus tumbuh walau agak sulit diatur.
  • Saya merasa ada beberapa kepercayaan yang dipercayakan kepada saya dan biarlah teus membuat kita perlu membuktikan diri apakah kita layak dipercaya.
Mendung itu tak selamanya kelabu - Chrisye

Daniel Zacharias
education from womb to tomb

Tidak ada komentar: