26 Desember 2008

Allah Yang Bekerja Dalam Sejarah Umat Manusia

Lukas 2:1-7

Tatkala nabi Mikha menubuatkan, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera" (Mikha 5:1-4a); maka yang ada di benak kita adalah bahwa:

Allah sedang merancang untuk memakai satu kota untuk mencapai maksud-Nya dan kota itu adalah Betlehem. Pribadi yang dimaksud adalah pribadi yang sudah ada sejak dahulu kala dan akan muncul di Betlehem secara khusus. Orang pilihan yang dimunculkan Allah di Betlehem adalah orang yang akan menggembalakan Israel dalam kekuatan dan kemegahan nama Tuhan.

Rencana Allah ini diletakan di atas kota Betlehem. Hal itu baru terwujud 500 tahun kemudian. Injil Lukas mencatat: “Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria” (Luk 2:1-2). Apa yang tercatat dalam Injil Lukas tersebut merupakan sebuah keistimewaan yang pada akhirnya dipakai Allah untuk menggenapi rencana-Nya. Mengapa dikatakan istimewa?

Allah Berdaulat Penuh Memasuki dan Memakai Sejarah Manusia
Kaisar Agustus adalah kepala pemerintahan Roma yang nama sebenarnya adalah Gaius Oktavius memerintah dari tahun 27 sebelum Masehi sampai dengan tahun 14 Masehi. Perintah Kaisar Agustus untuk melakukan sensus menjadi pemicu bagi kehadiran Yusuf dan Maria hadir di Betlehem. Keduanya sudah menerima fakta bahwa mereka telah menjadi suami dan isteri tetapi sama sekali tidak mengetahui bahwa mereka harus ke Betlehem dan disana anak mereka akan lahir. Perintah Kaisar Agustus secara kasat mata memang tidak ada hubungannya dengan nubuat nabi Mikha karena Kaisar Agustus sendiri tidak mengenal apalagi percaya pada nubuatan nabi Perjanjian Lama itu. Niat Kaisar Agustus untuk mengadakan sensus adalah untuk keperluan pemungutan pajak bagi penduduk kerajaannya dan juga untuk memperoleh calon-calon bagi wajib militer. Peraturan sensus penduduk tersebut setiap orang dicatat nama dan tempat tinggalnya sesuai dengan kota asal mereka. Tetapi kita percaya bahwa perintah Kaisar Agustus itu tidak berdiri sendiri. Allah sedang memasuki sejarah dan memakai orang-orang di dalam sejarah untuk mewujudkan sejarah keselamatan yang sedang Ia bentangkan. Pada hakikatnya Allah sedang tidak merancang sebuah “History” (sejarah) tetapi justru sedang menjalankan “His-story” (atau cerita Allah sendiri). Ia berdaulat mengatur seorang kaisar kafir untuk menyusun sebuah peristiwa yang kelihatan biasa saja untuk maksud-Nya yang luar biasa. Apalagi penulis Lukas menekankan bahwa “pendaftaran yang pertama kali diadakan”, jadi sebuah peristiwa perdana yang begitu istimewa tersebut dimaksudkan sebagai ide manusia tetapi di balik semua itu Allah berdaulat penuh mengatur segala sesuatunya, disadari atau tidak oleh manusia.

Sensus itu juga memungkinkan Yusuf dan Maria untuk memasuki kota Betlehem seperti yang telah dinubuatkan nabi Mikha dan melahirkan sang Mesias di sana. Betlehem adalah kota Daud karena raja Daud lahir di sana. Perjalanan yang harus ditempuh Yusuf dan Mariauntuk mewujudkan rencana Allah itu menempuh jarak 120 km dengan medan berat dan mengendarai seekor keledai. Dan kota tersebut ada di daerah Yudea yang pada waktu itu ada di bawah jajahan kerajaan Roma.

Bekerjanya Allah dalam sejarah umat manusia membuktikan bahwa Ia peduli dengan kondisi hidup manusia dan sekaligus membuktikan bahwa “sejarah” yang seringkali secara arogan menyebut dirinya sebagai sistem tertutup ternyata tidak dapat menghalangi Allah untuk melakukan intervensi terhadap perjalanan waktu.

Allah Memiliki Kesanggupan Untuk Mewujudkan Rencana-Nya Sekalipun Ia Mempergunakan Orang Lain
Nubuat yang Allah sampaikan melalui para nabi memang tidak selamanya langsung diwujudkan oleh Allah, terkadang Ia memakai orang lain, bangsa lain untuk mewujudkannya. Bagi kita bukan siapa yang mengerjakan penggenapan itu tetapi siapa yang berkuasa mengendalikan penggenapan tersebut. Kelahiran Yesus di Betlehem memang diatur secara tidak langsung oleh Kaisar Agustus melalui program sensusnya, tetapi hal itu dikendalikan oleh Allah yang sudah sejak permulaan zaman berjanji dan menubuatkan rencana-Nya. Allah sangat berkuasa tanpa bermaksud menghilangkan kebebasan manusia untuk melakukan kehendaknya sendiri.

Melalui kenyataan ini kita semakin meyakini bahwa Allah tidak hanya berada di sorga dan mengawasi kita tetapi Ia juga bahkan hadir bahkan terlibat aktif dalam menolong manusia menghadapi pergumulan-pergumulan baik terhadap dosa maupun dalam menghadapi keterbatasan hakikat manusia itu sendiri.

Daniel Zacharias
education from womb to tomb

Tidak ada komentar: