03 Oktober 2008

Who Am I?

by Dietrich Bonhoeffer

Dietrich Bonhöffer, a young theologian of great promise, was martyred by the Nazis for his participation in a plot against the life of Adolf Hitler. His writings have greatly influenced recent theological thought. This article appeared in the Journal Christianity and Crisis, March 4, 1946. Used by permission. This article was prepared for Religion Online by Ted & Winnie Brock.

Who am I? They often tell me
I stepped from my cell’s confinement
Calmly, cheerfully, firmly,
Like a squire from his country-house.
Who am I? They often tell me
I used to speak to my warders
Freely and friendly and clearly,
As though it were mine to command.
Who am I? They also tell me
I bore the days of misfortune
Equally, smilingly, proudly,
Like one accustomed to win.

Am I then really all that which other men tell of?
Or am I only what I myself know of myself?
Restless and longing and sick, like a bird in a cage,
Struggling for breath, as though hands were
compressing my throat,
Yearning for colors, for flowers, for the voices of birds,
Thirsting for words of kindness, for neighborliness,
Tossing in expectation of great events,
Powerlessly trembling for friends at an infinite distance,
Weary and empty at praying, at thinking, at making,
Faint, and ready to say farewell to it all?

Who am I? This or the other?
Am I one person today and tomorrow another?
Am I both at once? A hypocrite before others,
And before myself a contemptibly woebegone weakling?
Or is something within me still like a beaten army,
Fleeing in disorder from victory already achieved?
Who am I? They mock me, these lonely questions of mine.
Whoever I am, Thou knowest, 0 God, I am Thine!

March 4,1946

terjemahan puisi di atas berikut ini oleh Yahya Wijaya dalam Verne H. Fletcher, "Lihatlah Sang Manusia" (2007), 52 yang mengingatkan kita akan situasi pengarang, Dietrich Bonhoffer, selama penahanannya di dalam penjara Nazi:

Siapakah Aku?

Siapakah aku? Sering orang mengatakan
aku melangkah dari kurangan penjaraku
dengan tenang, dengan gembira dan tegap,
bagaikan pangeran dan istananya.
Siapakah aku? Sering orang mengatakan
aku bicara para sipir-sipirku
dengan bebas, dengan ramah, dengan jelas,
seolah-olah perintah ada padaku.
Siapakah aku? Orang mengatakan juga
aku menjalani hari-hari sial
dengan teduh, dengan senyum, dengan bangga,
bagaikan orang yang biasa menang.

Lalu, sungguh benarkah semua yang dikatakan tentang aku?
Atau, kebenaran akan aku hanya kuketahui sendiri
Resah dan rapuh serta sakit, bagaikan burung dalam sangkar
sukar bernapas, seolah-olah ada tangan mencekikku,
rindu pada warna-warni, pada bunga-bunga, pada kicau burung
haus akan sapaan-sapaan manis, akan keramahtamahan,
geram pada kelaliman dan penghinaan yang picik,
letih dan hambar dalam berdoa, berpikir dan berbuat,
layu dan siap berpisah dengan segalanya?

Siapakah aku? Yang ini atau yang tadi?
Adakah aku hari ini lain dari aku besok?
Ataukah keduanya sekaligus: seorang munafik di depan orang lain,
dan lemah serta hina di hadapan diriku sendiri?
Siapakah aku?
Pertanyaan-pertanyaan kesepianku ini terus mengolokku.
Siapapun aku, Engkau yang paling tahu, O Allah, aku milik-Mu



Daniel Zacharias
education from womb to tomb

Tidak ada komentar: