Pendidikan Agama Kristen (PAK) untuk orang dewasa melalui gereja bermaksud untuk menolong orang dewasa membebaskan dirinya sendiri dari setiap kebergantungan kecuali kebergantungannya pada Yesus.[1] Gereja dipanggil melalui PAK untuk menolong orang dewasa menemukan Allah yang aktif dalam setiap peristiwa kehidupan, mempercayakan hidup mereka dalam tarafnya yang paling dalam untuk alasan ini, dan untuk merayakan dengan sukacita perbuatan Allah yang sempurna dalam Kristus dan berlangsung terus melalui Roh Kudus.[2]
B. Tujuan
Tujuan PAK untuk orang dewasa adalah agar semua pribadi menyadari Allah lewat penyingkapan diri-Nya, khususnya melalui kasih-Nya yang membebaskan sebagaimana yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, dan kemudian mereka memberi respon dalam iman dan kasih--yang pada akhirnya mereka boleh mengenal siapa diri mereka dan apa arti hidup, bertumbuh sebagai anak-anak Allah yang berakar dalam persekutuan Kristen, hidup dalam Roh Allah dalam setiap hubungan, memenuhi panggilan pemuridan bersama di dunia, dan tinggal di dalam pengharapan Kristen.[3]
C. Sasaran
1. Tingkat Usia: 25-ke atas, dengan pembagian;
- Masa Dewasa Dini: 25-40 tahun
- Masa Dewasa Madya: 40-60 tahun
- Masa Dewasa Lanjut (Lansia): 60-ke atas.[4]
2.a. Perkembangan Jasmani/Fisik [5]
- Pada masa dewasa dini terjadi apa yang disebut dengan puncak efisiensi fisik yang terjadi pada usia pertengahan duapuluhan dan terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empatpuluhan.
Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus". - Pada masa dewasa lanjut terjadi perubahan kondisi fisik ke arah yang memburuk dengan proses dan kecepatan yang berbeda-beda sesuai masing-masing individu. Dan pada masa ini keadaan fisik benar-benar semakin melemah dan tak berdaya sehingga harus bergantung pada orang lain.
Pada tahap Formal Operasional
- Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
- Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.
- Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
- Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
- Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoretis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
2.c. Perkembangan Psikososial [7]
Pada tahap Keintiman lawan Isolasi (20-30 tahun).
- Dalam tahap ini pemuda siap dan ingin untuk menyatukan identitasnya dengan orang-orang lain.
- Mereka mendambakan hubungan-hubungan intim-akrab, dan persaudaraan, serta siap mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-komitmen ini meskipun mereka harus berkorban.
- Para pemuda dalam tahap ini untuk pertama kalinya mereka mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan genitalitas seksual yang sesungguhnya dalam hubungan timbal balik dengan mitra yang dicintainya.
Pada tahap Generativitas lawan Stagnasi (30-65 tahun).
- Pada tahap ini orang dewasa melampaui dunia terbatas keluarga intimnya dan membuka diri terhadap dunia masyarakat luas, untuk memberikan sumbanganya yang berarti.
- Pada tahap ini orang dewasa memasuki situasi antara rasa kebersamaan, sambil mengalahkan rasa kehilangan identitas.
- Dan pada tahap ini orang dewasa memasuki taraf memelihara dan mempertahankan milik yang ada.
Tahap Integritas Ego lawan Keputusasaan (65-ke atas).
- Pada tahap ini para lanjut usia (lansia) menghargai kontiunitas prestasi masa lampau dan melihat hidupnya yang berprestasi itu sebagai suatu langkah maju.
- Orang dewasa pada tahap ini berdasarkan perkembangan-perkembangan sebelumnya mulai belajar menjadi bijaksana.
2.d. Perkembangan Pengambilan Keputusan Moral[8]
Tahap Pasca-Konvensional: Orientasi Azas Etika Universal.
Pada tahap ini orang dewasa meyakini bahwa semua yang baik dan tidak ditentukan oleh keputusan suara batin, sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri yang meluas dan universal.
2.e. Perkembangan Iman[9]
Tahap Kepercayaan Eksistensial Konjungtif (usia 25-45 tahun).
- Pada tahap ini ditandai adanya keterbukaan dan perhatian baru terhadapa adanya polaritas, ketegangan, paradoks, dan ambiguitas, dalam kodrat kebenaran diri dan hidupnya.
- Tahap Kepercayaan Eksistensial yang Mengacu pada Universalitas (usia 45-ke atas).
- Pada tahap ini pribadi sudah melampaui tingkatan paradoks dan polarisasi, karena gaya hidupnya sudah langsung berakar pada kesatuan dengan "Yang Ultim".
- Pada tahap ini pribadi sudah mampu meninggalkan atau melepaskan diri dari egonya.
D. Lingkungan dan Suasana Pembelajaran
1. Lingkungan
Randolph Crump Miller[10] menyatakan lingkungan pembelajaran PAK adalah:
- rumah
- sekolah umum
- gereja
- masyarakat
2. Pendidik:[11]
- orang tua
- guru
- jemaat
- masyarakat
3. Suasana Pembelajaran
Mengingat perkembangan kognitif orang dewasa menunjukkan bahwa mereka mampu membuat suatu analisa kritis dan suatu sintesa, juga secara perkembangan kepercayaan orang dewasa selalu menguji kembali semua keyakinan yang sudah diwariskan, maka dapat disebutkan di sini bahwa suasana belajar yang baik adalah suasana belajar yang kondusif. Artinya suatu suasana yang interaktif. Suasana di mana orang dewasa belajar aktif tanpa didikte oleh guru (guru memang tetap diperlukan) dan memberikan kesempatan buat orang dewasa untuk berpikir dan menganalisa bahan mensintesa sendiri.[12]
E. Materi Yang Sesuai
- "Mempertahankan Rumah Tangga"
- "Mempertahankan Keyakinan Diri"
- "HAM Dalam Kacamata Orang Percaya Modern"
- "Bagaimana Kuat Secara Iman Sekalipun Fisik Merosot"
- "Mengisi Hari Tua Dengan Keintiman Dengan Allah dan Sesama"
- "Menjadi Tua Yang Bijaksana dan Memberi Teladan".
F. Pilihan Metode
- Yang perlu diperhatikan di sini bahwa semakin tua usia orang dewasa maka semua metode yang unsur psikomotoriknya tinggi dikurangi (pertimbangan fisik yang semakin lemah).
- Sebenarnya metode-metode yang dapat dipakai adalah metode yang tidak berbeda jauh dengan metode yang dapat dilakukan oleh Pemuda, namun tetap dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kekuatan fisik orang dewasa, antara lain:
· Ceramah
· Panel
· Tanya Jawab
· Simposium
· Brainstorming
· Buzz Group
· Studi Kasus
· Diskusi
· Forum
· Wawancara
· Peragaan peran
· Seminar
· Debat
· Kelompok Melingkar
· Induktif
· Demonstrasi
· Lokakarya
· Kunjungan Lapangan
G. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan[13]
- Orang dewasa belajar sebagai pribadi yang total, artinya dalam proses belajar orang dewasa senantiasa membawa pengalaman total masa lampaunya.
- Orang dewasa belajar lebih efektif saat mereka menjadi partisipan yang aktif dalam pengalaman belajar.
- Orang dewasa sangat dipengaruhi oleh hubungan antar pribadi yang ada dalam sebuah pengalaman belajar.
- Seluruh pengalaman orang dewasa menyediakan pelajaran-pelajaran buat mereka sendiri.
- Setiap orang dewasa adalah individu-individu dengan keunikan kapasitas, kemampuan, minat, kebutuhan, perhatian, dan kesempatan masing-masing.
- Orang dewasa cenderung membuat menerima nilai-nilai dan sudut-sudut pandang dari pribadi-pribadi dengan siapa ia memiliki hubungannya yang signifikan.
- Orang dewasa belajar tidak pernah lengkap sampai ia timbul dalam sebuah tindakan yang sebenarnya (sesuai).
- Saat seorang dewasa telah belajar dengan efektif, hal ini akan merangsangnya untuk pelajaran selanjutnya dan itu akan menjadi motivasi diri bagi pelajaran baru.
- Guru dalam belajar memainkan peran yang penting dalam pembelajaran orang dewasa.
[1] William F. Case, "Adult Education in the Chuch". Marvin J. Taylor, penyunting. An Introduction to Christian Education (Nashville, New York: Abingdon Press, 1966), 205.
[2] Ibid.
[3] Ibid., 208.
[4] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga, 1997), 246.
[5] Ibid., 253, 326, 330,386-88.
[6] Jean Piaget, Antara Tindakan dan Pikiran (Jakarta: Gramedia, 1988), hal. 64-65; bd. William Crain, Theories of Development ( Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1992), 121, 128-29;; F. J. Monks, et. al., Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,1998), 224.
[7] Erik H. Erikson, Identitas dan Siklus Hidup Manusia (Jakarta: Gramedia, 1989), 212-18; Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, Teori-teori Psikodinamik (Klinis) (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 152-56.
[8] Lawrence Kohlberg, Tahap-tahap Perkembangan Moral (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 233; Ronald Duska & Mariellen Whelan, Perkembangan Moral (Yogyakarta: Kanisius, 1982), 61.
[9] James W. Fowler, "Tahap-tahap Kepercayaan Eksistensial", A. Supratiknya, penyunting, Teori Perkembangan Kepercayaan (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 34-37.
[10] Randolph Crump Miller, Education for Christian Living, edisi kedua (New Jersey: Prentice Hall, 1963), 99-164.
[11] Ibid.
[12] Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), 38.
[13] Case, op. cit., 209-10.
Daniel Zacharias
education from womb to tomb
1 komentar:
kalo boleh pembahasan tentang PAK dewasa ini diperbanyak dan di perdalam lagi, seperti pengertian PAK dewasa menurut dosen ini....,sehinggga dapat membantu yang lagi kuliah di jurusan PAK. Kalo boleh diktat PAK yang di pergunakan di beberapa STT di tampilkan juga.Gbu
Posting Komentar