13 Maret 2008

KEBAJIKAN DAN KEMURAHAN MENGIKUTI AKU

Mazmur 23:6:
“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh Daud ini mengandung dua tekanan:
Bahwa Daud sedang mengharapkan kebaikan Tuhan dan kemurahan Tuhan. Dan Daud mengharapkan kebaikan dan kemurahan Tuhan itu bukan pada sebagian waktunya tetapi seumur hidupnya. Sikap iman Daud ialah, “Aku tidak dapat melarikan diri dari hal-hal baik dari Tuhan”

Daripada mengharapkan yang terburuk, mengapa kita tidak mengharapkan kebaikan Tuhan menghampiri kita? Daripada mengharapkan untuk sekedar mampu menjalani kehidupan, mulailah mengharapkan kebaikan Tuhan memenuhi kehidupan kita.

Atau kita semua mungkin mengatakan, “Itu semua memang bagus, tetapi aku mempunyai banyak masalah. Aku sedang menghadapi masa sukar. Aku mengalami banyak hal negatif dalam hidupku.”

Saudara yakinlah bahwa kemurahan hati Tuhan dapat membawa kita keluar dari kesukaran-kesukaran kita. Daud sendiri dalam hidupnya pernah mengungkapkan bahwa, “belas kasihan Tuhan mencegah musuh-musuhku menang atas aku”.

Alkitab penuh dengan teladan-teladan orang yang sangat membutuhkan pertolongan, tetapi kemudian belas kasihan Tuhan turut ke atas mereka dalam suatu cara tertentu yang baru, dan keadaan-keadaan mereka kemudian BERUBAH.

Pikirkanlah tentang Nuh yang sedang menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya. Seluruh bumi akan dihancurkan oleh air bah, dan Tuhan memberikan kepadanya tugas yang sangat besar untuk membangun sebuah kapal yang sangat besar, belum lagi mengumpulkan binatang-binatang. Tidak diragukan lagi, Nuh pasti tergoda untuk putus asa. Tetapi mengagumkan sekali Alkitab malah berkata, “Nuh mendapakan kasih karunia di mata Tuhan” (Kejadian 6:8).
Dengan kata lain, Tuhan merasa senang pada Nuh, jadi belas kasihan Tuhan turun ke atasnya dalam suatu cara yang baru, ia dan keluarganya bukan hanya dipisahkan dan diselamatkan tetapi Tuhan memberikannya kesanggupan luar biasa. Tuhan menolongnya, dan ia sanggup membangun bahtera itu untuk menyelamatkan keluarganya, binatang-binatang, dan dirinya sendiri.

Pikirkanlah Rut. Suaminya telah meninggal, negeri itu mengalami kelaparan yang sangat parah, ia dan ibu mertuanya, Naomi tidak mempunyai makanan. Mereka kelaparan. Rut pergi ke ladang setiap hari dan berjalan di belakang para penuai sambil memungut butir gandum yang tidak mereka pungut

Dalam Rut 2:10, "Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?" Alkitab menyebutkan bahwa di tengah-tengah kesukaran, Rut menemukan belas kasihan pemilik ladang itu. Itulah belas kasihan Allah yang bekerja lewat Boaz, keadaan itu mengubah nasib Rut selamanya.

Yusuf adalah teladan alkitabiah lainnya tentang seorang yang menemukan belas kasihan Tuhan dalam kesukaran. Ia dijual ke dalam perbudakan di Mesir, diperlakukan tidak adil, dan dirugikan. Tetapi Alkitab berkata:

Kejadian 39:5 - Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Kejadian 39:21 -Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

Kejadian 39:23 - Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Tidak peduli apa pun yang dilakukan orang-orang terhadapnya, tidak peduli dimanapun mereka menaruhnya, ia terus maju. Bahkan saat isteri Potifar berbohong tentang dia, dengan tidak adil menuduhnya telah memperkosa, dan akhirnya ia dilemparkan ke dalam penjara, ia terus maju. Belas kasihan Tuhan akhirnya membuatnya dilepaskan, dan ia diberikan tanggung jawab atas urusan pertanian Mesir.

Kemurahan dan kebajikan Allah mengikuti Yusuf sekalipun dalam masa-masa sukar.

Dalam tiap-tiap teladan ini, belas kasihan Tuhan turun ke tengah-tengah pencobaan. Belas kasihan Allah itu datang dalam situasi air bah, datang dalam kelaparan, datang saat seseorang diperlakukan tidak adil. Dengan kata lain, belas kasihan datang di tengah-tengah tantangan kehidupan.

Saat anda melalui masa-masa sukar – saat seperti Yusuf, seseorang memperlakukan kita dengan tidak adil, atau seperti Rut, ketika kita sedang mengalami kesulitan secara ekonomi, atau seperti Nuh ketika anda mengalami situasi hidup yang membuat kita putus asa, maka di titik itu MARILAH KITA MULAI MEMINTA DAN MENGHARAPKAN KASIH KEBAIKAN DAN KEMURAHAN ALLAH MENGISI HIDUP KITA.

Tidak ada komentar: