Ada slogan: “jika kita melayani dan memiliki waktu dengan Dia maka segala sesuatu akan Tuhan berikan untuk memberkati kita.” Tidak sedikit orang memakai Matius 6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”, untuk menegur orang yang seringkali terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk bersaat teduh apalagi melayani. Maka pertanyaan yang kemudian datang menghampiri kita adalah: “apakah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya itu sama artinya dengan PELAYANAN dan SAAT TEDUH?
Konteks penjelasan Yesus adalah konteks mengenai hal kekuatiran dan Yesus menutup penjelasan-Nya dengan memberikan jalan keluar agar manusia memprioritaskan (“carilah dahulu”) KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA. Dan dalam konsep penjelasan Yesus yang berulangkali Ia sampaikan sama sekali tidak menyentuh wilayan pelayanan apalagi bicara soal saat teduh. Kerajaan Allah tidak dapat dipersempit dengan pengertian ‘pelayanan’ apalagi ‘saat teduh’ belaka.
Mencari Kerajaan Allah itu berarti mencari pemerintahan Allah atau mencari pimpinan Allah dan membiarkan Allah memerintah hidup kita. Seorang pendeta pernah mengatakan bahwa kerajaan Allah itu adalah: “PEMERINTAHAN ALLAH MELALUI PELAKSANAAN KEHENDAKNYA YANG TERJADI SENANTIASA DI DALAM KEHIDUPAN PRIBADI DAN KOMUNITAS ORANG PERCAYA. Sehingga mencari Kerajaan Allah itu sama dengan melatih diri memiliki sikap tunduk, percaya, hormat, pada otoritas Allah yang memerintah dan berdaulat, dan membiarkan diri diarahkan, dibentuk, dituntun kepada kehendak-Nya.
Mengapa tadi saya tidak langsung mengiyakan bila Kerajaan Allah itu identik dengan pelayanan dan saat teduh, dan bila orang melayani dan bersaat teduh pasti Tuhan berkati. Pertama, orang yang melayani belum tentu adalah orang memiliki ketundukan kepada pemerintahan Allah. Karena tidak sedikit orang menerjemahkan kata ‘pelayanan’ sebagai sebuah aktivitas yang setidaknya bisa ‘menarik perhatian Allah’ pada kita atau menjadikannya sebagai “ladang duit”. Melayani tidak berarti menyambut Kerajaan Allah. Kedua, demikian pula saat teduh seringkali hanya menjadi sebuah aktivitas yang tidak mengubah apa-apa namun kita kelihatan lebih rohani karena memiliki aktivitas tersebut. Tidak sedikit orang memiliki saat teduh hanya untuk menunjukkan atribut rohani tetapi tidak memiliki perubahan apa-apa. Ketiga, biarlah berkat yang kita terima dari Allah adalah bentuk apresiasi Allah atas hati dan karya kita bukan karena kita mampu ‘mencari muka’-Nya.
Daniel Zacharias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar