12 November 2008

Saat Aku Berada Dalam Situasi Yang Buruk

Mazmur 27

Dulu ada lagu yang liriknya begini:

“Tak pernah Dia janji hari s’lalu ‘kan panas,
dan tak pernah Dia janji hari ‘kan s'lalu hujan,
tetapi Dia janjikan memberi kekuatan,
bila badai ganas melandamu”

Pesawat udara yang tiba-tiba memasuki cuaca buruk, maka pilotnya memiliki suatu standar operasional yang harus dijalankan yang dikenal dengan istilah 5-C.

1. Cool down - bersikap tenang
Seorang pilot tidak boleh panik, secara psikologis, ketenangannya merupakan ketenangan seluruh isi pesawat sekalipun para penumpang sudah begitu panik, sebaliknya kepanikannya adalah kepanikan seluruh isi pesawat. Akibatnya usaha untuk berjuang telah hilang ditelan ketakutan yang begitu besar.

2. Check the instrument - memeriksa peralatan
Ketenangan pilot tersebut memungkinkan ia dapat memeriksa semua peralatan pesawat dengan baik, misalnya: apakah radio bekerja dengan baik, apakah baling-baling di sayap berputar dengan baik, apakah seluruh mesin tidak ada yang ‘ngadat’?

3. Contact the tower - Kontak menara pengawas
Setelah dia tenang dan seluruh peralatannya diperiksa memungkinkan ia dapat mengontak petugas di menara pengawas untuk meminta tuntunannya.

4. Communicate & cooperate - komunikasi & bekerja sama
Pada saat komunikasi dengan menara pengawas maka hal itu tidak terjadi bukan kontak sekali dua kali, tetapi terus-menerus. Dan pilot harus mengikuti petunjuk menara pengawas, dia harus bekerja sama dengan petugas di menara.

5. Climbing up - tetap terbang
Pilot harus tetap menjaga pesawatnya tetap terbang dengan keyakinan ia bisa mendaratkan dengan baik, dan tidak terburu-buru atau panik serta putus asa, sehingga ia mendaratkan pesawat di mana saja dengan alasan cuaca yang sangat buruk.

Bagaimana dengan kehidupan orang percaya bila ia memasuki situasi kehidupan yang buruk?

Orang yang memiliki relasi yang baik dengan Allah tidak berarti ia terbebas secara otomatis dari semua problem yang menggelisahkan dan menakutkan dirinya.

1. Cool down - bersikap tenang
Owen Feltham mengatakan bahwa mempercayai Tuhan pada saat kita merasa aman dan pasti adalah hal yang mudah. Tetapi dapatkah kita mempercayai-Nya pada saat jalan yang terbentang di depan kita terlihat begitu suram dan penuh ketidakpastian?

Maz 27:1
Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?

Ketakutan adalah sesuatu yang sangat manusiawi tetapi ketakutan yang berkepanjangan dan tidak berpengharapan adalah sesuatu yang sangat tidak disukai Allah.

Alkitab mencatat ada beberapa orang yang pernah merasa takut:

Elia ketika diancam Izebel (I Raja-raja 19:1-4)
1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

Murid-murid ketika ada di atas perahu yang dilanda badai (Mark 4:36-40)
36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Yesus sendiri ketika berdoa di taman Getsemani (Luk 22:44)
44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Kepanikan hanya mengerjakan ketelodoran dan kecerobohan. Memang benar apa kata pepatah:
"the most useless thing to do ... worry!". Jangan biarkan diri anda melaju dengan kecepatan tinggi namun anda tidak sadar bahwa anda sedang kesasar. Ingat, Tuhan sangat memperhatikan anda. Ia dapat memberikan kepastian dan rasa aman kepada anda, asal anda mau mempercayai-Nya.

Pemazmur menegaskan kepada siapa aku harus takut dan gemetar, atau dengan kata lain: bila Allah ada mengapa saya harus takut? Faktanya Allah ada tetap ada dan ketakutan yang besar itu juga masih tetap ada!

2. Check the instrument - memeriksa peralatan

Maz 27:2
Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya.

Kenapa hati yang merupakan instrumen yang perlu diperiksa?

Amsal 3:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Pertanyaan yang patut diajukan bagi diri kita sendiri adalah:
Mengapa aku begitu resah?
Mengapa aku merasa hampa?
Mengapa aku merasa kesepian seolah cuma aku yang mengalami hal berat ini?
Kemana aku bisa memperoleh kelegaan?

Introspeksi terhadap diri sendiri (baca: hati) adalah introspeksi terhadap inti kehidupan (bnd. Mat 5:18-19).

Mat 5:18-19
18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

3. Contact the tower - Kontak menara pengawas

Maz 27:7
Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!

Komunikasi yang tak terputus dengan Allah tidak saja memberi ketenangan batin tetapi juga memberikan kepastian arah dan tindakan dalam pengambilan keputusan.

Yeremia 33:3
3 Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.

3. Communicate & cooperate - komunikasi & bekerja sama
Maz 27:8
Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.

Maz 27:11
Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku.

Berdoa adalah jalan komunikasi dengan Allah (iman) tetapi mengikuti petunjuk Allah adalah tindakan iman (perbuatan).

Bekerjasama dengan Allah menyelesaikan persoalan tampak dalam Roma 8:26-28:
26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kata 'membantu' (Yun. synantilambanetai, "mengangkat bersama-sama", seorang memegang ujung lain dari benda yang berat untuk membantu mengangkatnya.

4. Climbing up - tetap terbang

Maz 27:1 4
14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

Pengharapanlah yang membuat orang bertahan (bnd. Ibrani 11:1).
Ibrani 11:1
1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Roma 8:24-25
24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? 25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan

Daniel Zacharias
education from womb to tomb
gambar diunggah dari:

Tidak ada komentar: