05 Maret 2013

Awas, Mengguritanya Pornografi!!!

Pornografi akhir-akhir semakin menggurita dan nyaris tak terkendali. Sebuah majalah papan atas negeri ini pun menyajikan data soal XXX di Internet di akhir Januari kemarin (TEMPO Edisi 28 Jan-3 Feb 2013 hal. 12). Rupanya kekuatan persebarannya semakin diuntungkan dengan adanya media internet. Tak bisa kita pungkiri bila pornografi online adalah bisnis menggiurkan yang bernilai miliaran dollar setiap tahun. Bahkan sejak 1980-an, ketika masih dalam bentuk ASCII, materi pornografi telah mulai diperdagangkan di jaringan internet. Lalu pada tahun 1990-an, seiring dengan berkembangnya word wide web atau www, situs porno mulai muncul dimana-mana.

Berikut ini data yang dihimpun TEMPO dari onlinemba.com, toptenreviews.com, psychologies magazine, dan vissual.ly:

  • Secara global bisnis Internet porno bernilai US$ 4,9 miliar atau Rp 47,1 triliun.
  • 12% situs di internet bertema pornografi artinya ada sekitar 24.644.172 situs.
  • Setiap detik, 28.258 pasang mata memelototi materi pornografi di Internet.
  • 11 tahun adalah usia rata-rata seorang anak mulai mengakses pornografi online.
  • 6 menit 29 detik lama dari rata-rata setiap kunjungan ke situs porno.
  • US$ 3.07 atau Rp 29,6 juta dibelanjakan untuk materi pornografi.
  • 1 dari setiap 3 pengakses situs porno adalah wanita.
  • 70% pria yang mengunjungi situs porno setiap bulan berusia 18-24 tahun.
  • 20% pria mengaku mengakses pornografi di tempat kerja, sedangkan untuk perempuan sebesar 13%.
  • Setiap hari ada sekitar 2,5 milliar e-mail yang berisi materi pornografi. Tapi itu baru merupakan 8% dari semua e-mail.
  • 40 juta orang Amerika Serikat mengunjungi situs porno secara teratur.
  • Di Amerika, situs porno menghasilkan US$ 2,84 miliar atau sekitar Rp 27,3 trilius setiap tahun.
Dalam Roma 13:13, Tuhan berfirman:
"Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati". 


Daniel Zacharias 
education from womb to tomb

Tidak ada komentar: