Semua orang di dunia ini pasti pernah terlibat di dalam dosa dan pernah merasakan sensasinya. Yang menipu justru bukan dosa itu sendiri tetapi sensasi yang ditimbulkannya. Dosa pada dasarnya adalah pemberontakan terhadap Allah. Dan tidak sedikit manusia yang mengetahui hal itu. Tetapi mengapa manusia tetap saja terjatuh ke dalam dosa. Rupanya kesadaran nalar manusia terhadap dosa dan akibatnya tidak serta merta membuatnya sadar dan kemudian berhenti berbuat dosa, malah sebaliknya orang berbuat dosa bukan karena tidak sadar atau karena tidak tahu tetapi pada saat ia tahu dan ia sadar betul bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Tidak masuk akal memang, tetapi fakta berbicara bahwa kesadaran nalar seseorang tidak seratus persen menolongnya terbebas dari godaan dosa.
Di dalam Alkitab, ketika Hawa digoda Iblis, Hawa mengetahui Firman Allah yang melarangnya untuk memakan buah terlarang, tetapi Hawa tetap memetiknya. Sensasi yang datang menyerbu Hawa adalah melalui pendengaran dan penglihatan. Melalui pendengaran disebutkan adanya kemungkinan mereka akan setara dengan Allah. Melalui penglihatan disebutkan kalau buah itu seperti disaksikan Kej 3:6: "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya".
Sudah saatnya bagi kita sekarang untuk mulai mewaspasdai dosa dengan jerat sensasinya. Sensasi dosa itu menipu walau terlihat indah, enak, sedap, menarik, dan sangat memuaskan. Sensasi membuat orang seringkali mudah ditawar dan tergoda kembali ke dalam perbuatan dosa. Sadarlah kita semua: sensasinya sih gak seberapa, tetapi akibatnya bisa bawa kita menjadi binasa!
Daniel Zacharias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar