15 Juli 2007

Mempercayai Allah Di Balik Pintu Tertutup

Wuah luar biasa kebaikan Tuhan bagi kita semua sehingga ada banyak hal yang tidak kita duga terjadi dan hal itu menghadirkan sukacita yang tiada taranya. Ketika saya menuliskan barisan kata ini saya tidak sedang dibungkus oleh perasaan senang tetapi justru sedang dirundung oleh banyak masalah yang sedang menggelayut di batin ini. Namun disinilah realitas sebuah perjuangan batin di dalam iman kepada Kristus. Realitas itu tidak membuat kuasa Allah kelihatan hilang tetapi sebaliknya semakin nyata dan nyata.

Sampai di titik ini perasaan sesak itu belum juga berangkat tetapi iman malah tidak terusir oleh perasaan tersebut malah iman seolah memberi semacam ketenangan dan harapan agar jangan membiarkan dilarutkan oleh kesesakan. Dan di dalam harap-harap cemas itu kekristenan seharusnya benar-benar memainkan peranan yang menentukan.

Saya meyakini inilah proses mungkin dari sebuah teguran Tuhan atau sebaliknya dari sebuah pembentukan Tuhan bagi saya. Namun apapun agenda Allah di balik semua ini saya meyakini tak ada hidden agenda yang mencelakakan. Sehingga rasanya kita tidak perlu mencemaskan akankah Dia berubah pikiran dan melakukan sebuah kekejian? It's impossible!

Iman adalah sebuah keyakinan dibalik pintu tertutup. Sang El Shadday tidak membuat pintu menjadi transparan atau agak dibuka sedikit agar kita bisa melihat dan kemudian dengan sedikit hal yang disingkapkn tersebut kita kemudian menjadi percaya. Sebab harapan yang sudah terlihat bukanlah lagi sebuah harapan dan kelihatannya itu sudah tidak seru lagi. Ia malah pernah berkata, "berbahagilah mereka yang tidak melihat namun percaya".

Selamat mempercayai Allah di balik pintu tertutup. Karena untuk orang-orang semacam itu disebut-Nya: BERBAHAGIA!

Tidak ada komentar: