
Sampai di titik ini perasaan sesak itu belum juga berangkat tetapi iman malah tidak terusir oleh perasaan tersebut malah iman seolah memberi semacam ketenangan dan harapan agar jangan membiarkan dilarutkan oleh kesesakan. Dan di dalam harap-harap cemas itu kekristenan seharusnya benar-benar memainkan peranan yang menentukan.
Saya meyakini inilah proses mungkin dari sebuah teguran Tuhan atau sebaliknya dari sebuah pembentukan Tuhan bagi saya. Namun apapun agenda Allah di balik semua ini saya meyakini tak ada hidden agenda yang mencelakakan. Sehingga rasanya kita tidak perlu mencemaskan akankah Dia berubah pikiran dan melakukan sebuah kekejian? It's impossible!
Iman adalah sebuah keyakinan dibalik pintu tertutup. Sang El Shadday tidak membuat pintu menjadi transparan atau agak dibuka sedikit agar kita bisa melihat dan kemudian dengan sedikit hal yang disingkapkn tersebut kita kemudian menjadi percaya. Sebab harapan yang sudah terlihat bukanlah lagi sebuah harapan dan kelihatannya itu sudah tidak seru lagi. Ia malah pernah berkata, "berbahagilah mereka yang tidak melihat namun percaya".
Selamat mempercayai Allah di balik pintu tertutup. Karena untuk orang-orang semacam itu disebut-Nya: BERBAHAGIA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar