16 Mei 2009

Ezra: Tokoh Yang Memulihkan Israel (Ezra 9:1-15)

EZRA adalah tokoh yang tampil di tengah-tengah bangsa Israel setelah pembuangan. Ia juga adalah seorang imam dan ahli Taurat. Menurut tradisi EZRA adalah orang yang mengumpulkan setiap kitab PL menjadi satu unit, yang memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan yang mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL (kumpulan PL yang baku) ditetapkan. EZRA adalah pemimpin yang saleh dengan kesetiaannya yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada firman Allah.

Pada saat raja Arhasasta mengijinkan orang Israel pulang kembali ke Yerusalem dari tanah pembuangan, maka Zerubabel memimpin rombongan pertama pulang, dan EZRA, adalah tokoh yang memimpin rombongan kedua. EZRA diperintahkan Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas bangsa Israel yang telah rusak baik sebelum pembuangan maupun sesudah mereka menjalani pembuangan (Nehemia 8:1-8). Hal itu ia lakukan karena ia menjumpai kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. EZRA dengan hati sedih mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan syafaat demi mereka (ps. 9). Sikap seperti yang dilakukan EZRA adalah contoh yang baik sekali dari keprihatinan dan kekhawatiran yang seharusnya dialami oleh semua hamba Allah yang benar ketika menyaksikan umat Allah sedang menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan fasik. EZRA adalah tokoh yang tidak akan pernah diam selama umatnya berada di dalam kekeliruan dan kesalahan.

Kitab EZRA berakhir dengan peristiwa EZRA memimpin para pria dalam pertobatan di depan umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir (ps. 10).

Pelajaran dari tokoh EZRA khususnya pada pasal 9:
1. Allah dapat memakai orang biasa menjadi orang yang luar biasa.
2. EZRA terkejut, malu, dan sangat sedih karena kesalahan umat itu (ayat 3-6);
3. EZRA memiliki suatu perasaan yang dalam mengenai kemuliaan, kebenaran dan kasih Tuhan yang sedang ditolak umat saat itu (ayat 4, 8-10). Ia tidak bisa menerima apa yang sedang dilakukan umat itu (ayat 3, 5; 10:1);
4. EZRA berdoa kepada Allah dalam kerendahan hati dan dengan air mata (ayat 3, 5; 10:1).
5. EZRA menyatukan dirinya dengan mereka yang didoakan olehnya dengan menyebut "dosa-dosa kami" dan "kejahatan-kejahatan kami" (ayat 6-15); ia merasakan rasa malu dan kesalahan nasional lebih dalam daripada mereka;
6. EZRA memahami bahwa kasih karunia dan kemurahan Allah, yang ditunjukkan kepada sisa yang kembali, dengan membangkitkan harapan dan visi tentang masa depan, membangun kembali bait Allah dari puing-puing dan memberikan mereka tembok perlindungan, kini sedang diancam oleh ketidaktaatan umat itu kepada firman Allah (ayat 8-15);
7. EZRA sangat sadar akan kasih karunia dan kemurahan Allah sehingga mengharapkan akan melihat pengampunan dan pemulihan umat itu (ayat 8-9, 12-14).
8. Akhirnya, penyesalan EZRA yang dalam menarik perhatian orang lain yang gemetar "karena firman Allah Israel" (ayat 4) dan memahami dampak-dampak yang merusak dari dosa untuk umat itu dan keluarga mereka (ayat 7, 13-15).


Daniel Zacharias
education from womb to tomb

Tidak ada komentar: