Saya agak menghela nafas membaca tulisan R. C. Sproul yang berjudul The Hunger for Significance (telah diterjemahkan oleh Momentum) yang mengatakan: "Dalam persepsi alkitabiah, kasih lebih berfungsi sebagai kata kerja ketimbang sebagai kata benda". Kasih lebih terkait dengan berbuat daripada dengan perasaan; kasih didefinisikan oleh tindakan.
Ketika saya coba tanya para peserta di kelas pemuridan, apa yang Yesus ajarkan dalam Matius 22:37-40, maka semua orang terpancing (sesuai dengan pertanyaan "apa") mengatakan: "Yesus mengajarkan kasih". Akibatnya banyak sekali perenungan tentang apa itu kasih dan bagaimana dengan kagum kita melihat Kristus membuktikan kasih-Nya bagi manusia yang telah menyakiti hati-Nya. Sayangnya tidak ada yang menjawab apa yang Yesus ajarkan adalah "tindakan mengasihi".
Kasih selama hanya berupa kata benda maka ia sesuatu yang abstrak yang semua orang bisa bilang bahwa mereka memiliki tetapi atau tidak dan tak satupun yang dapat menunjukkannya. Namun ketika kasih dipahami sebagai kata kerja maka kasih itu bukan lagi kata monumental tetapi sebuah perbuatan yang berdampak buat dunia ini apalagi kalau kasih itu sendiri bersumber dari Allah.
Rasanya saya harus berhenti bicara sejenak dan mulai mewujudkan kasih sebagai tindakan nyata.
Pdt. Daniel Zacharias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar