25 Maret 2008

Merenungkan Mazmur 23

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

TUHAN ADALAH GEMBALAKU TAKKAN KEKURANGAN AKU. Pertanyaan kritis yang datang kepada kita adalah bukan mengapa saya selalu kekurangan, tetapi apakah Allah sudah menjadi gembala kita. Gembala berarti dia yang berotoritas menuntun kita dan kita membiarkan dirinya menuntun kita. Penyerahan kita menunjukkan bagaimana kita membiarkan kedaulatan Allah yang mengatur langkah dan arah hidup kita dan bukan diri kita sendiri.

Ketika Ia menjadi Gembala berarti Ia punya rencana bagi perjalanan hidup kita dan Ia menjamin bahwa bersama Dia rute seperti apapun bukan halangan bagi-Nya untuk menuntun kita.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Jaminan perlindungan ditunjukkan melalui kata ‘membaringkan’ dan ‘membimbing ke air yang tenang’.

Disamping perlindungan juga apa yang disediakan bagi kita adalah sesuatu yang benar-benar luar biasa dalam ukuran-Nya. Rumput adalah rumput yang hijau yang benar-benar menunjukkan bahwa Allah mengerjakan yang paling baik. Air yang tenang adalah air yang tidak member ancaman tetapi justru menjawab kebutuhan.

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Dampak dari ayat 2 adalah kesegaran jiwa.

Tuntunannya bukan saja dengan mengandalkan kekuatan-Nya tetapi arah yang benar adalah juga jaminan yang Ia berikan. Nama Allah mengandung janji dan kesetiaan serta kekuasaan untuk menggenapinya.

23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Jalan yang benar sering digoda oleh Iblis dengan berbagai tantangan agar kita mempersalahkan Allah mengapa Ia membawa kita ke jalan ini. Tetapi Allah mengijinkan hal itu sebagaimana Ia menuntun Anak-Nya sendiri ke padang gurun untuk dicobai (Mat 4). Tetapi hal itu semata-mata bukan untuk menghancurkan hidupku tetapi lewat cara itu aku akan melihat:
a. Gada dan tongkat itu Ia miliki.
b. Gada dan tongkat yang Ia miliki sungguh berfungsi melindungi aku.

Tanpa kesulitan maka aku tidak akan pernah melihat gada dan tongkat. Gada dan tongkat bisa bermakna banyak:
1. Bisa berarti kuasa.
2. Bisa berarti firman Allah.
3. Bisa berarti janji.
4. Bisa berarti pertolongan.

23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Ternyata ketenangan yang diberikan Tuhan bukanlah pada saat aku berada di padang yang berumput hijau dan air yang tenang tetapi juga pada saat di hadapan lawan-lawanku. Bahkan lawan-lawan sendiri tidak mampu berbuat apa-apa ketika Allah menjamu aku. Menjamu berarti ketika Allah berurusan secara pribadi dengan kita dan kita berada dalam perlindungan-Nya maka Iblis hanya akan menatap tetapi ia tidak bisa menjamah kita.

Perkenanan-Nya ditunjukkan melalui pengurapan-Nya sehingga aku menjadi orang pilihan-Nya, pejuang-Nya, sehingga itulah yang menjadikan aku selalu bersyukur dengan mengangkat piala yang selalu penuh melimpah.

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Kebajikan dan kemurahan bagi banyak orang adalah hal yang dikejar tetapi bagi orang yang berada dalam perkenanan Tuhan maka kebajikan dan kemurahanlah yang mengikutinya bahkan seumur hidup orang tersebut. Keseumuran hidup bukanlah sekali untuk selamanya tetapi sebuah perbuatan kontinuitas yang menjamin hasil yang sinambung pula. Sebab yang kontinu menghasilkan hasil yang kontinu.

Berdiam dalam rumah Tuhan berarti Coram Deo (hidup di hadapan hadirat Allah). Diam dalam rumah Tuhan dalam perspektif I Korintus artinya mendiami diri dimana diri kita melalui tubuh ini adalah rumah Tuhan itu sendiri secara teologis.

Daniel Zacharias

24 Maret 2008

Paska Gabung GKI Maleo Raya dan GKO Bintaro Jaya

Kemarin tepatnya tanggal 23 Maret 2008 pkl. 04.30 wib bertempat di Gedung Gereja Immanuel dilangsungkan PASKA GABUNGAN GKI-GKO 2008 dengan tema: "PERGI DAN KATAKANLAH, “YESUS TELAH BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI”
(Matius 28:1-10).

Adapun yang melayani dalam ibadah gabungan tersebut berasal dari kedua jemaat tersebut, baik pelayan liturgi dari para penatua, kolektan, juga kantoria, paduan suara, serta penerima tamu, sampai petugas konsumsi, sebagai pelayan firman oleh Gembala Sidang GKO Bintaro Jaya: Pdt. Daniel Zacharias, MTh, dan doa syafaat dilayani oleh Gembala Sidang GKI Maleo Raya: Pdt. Thomas Kartomo, MTh. Demikian pula ibadah paska Sekolah Minggu Gabungan GKI-GKO berlangsung di saat yang sama namun di ruang yang berbeda. Ibadah yang berlangsung hikmat tersebut berlangsung dalam suasana yang akrab dan telah menjadi tradisi kurang lebih 8-9 tahun belakangan ini. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus!

Di akhir kegiatan di sebelah kiri gedung ibadah sudah disediakan tenda jamuan kasih bersama dan panggung hiburan yang diisi oleh artis-artis lokal dari GKI dan GKO. Acara berakhir pukul 08.00 wib dan semua pulang ke rumah masing-masing untuk meneruskan tidur yang sempat terpotong subuh harinya.

Berikut ini cuplikan kotbah pelayan firman:

PERGI DAN KATAKANLAH: YESUS TELAH BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI

Matius 28:7 … pergi dan katakanlah … Yesus telah bangkit dari antara orang mati …

PERGI DAN KATAKANLAH!
Menjadi orang yang kritis dan sedikit skeptis alias menjadi seorang yang peragu, di satu sisi bisa membawa seseorang kepada hal yang positif, namun di sisi lain hal tersebut malah dapat menyesatkan orang kepada hal-hal yang sangat negatif.

Bersikap kritis dan sedikit skeptis telah dilakukan Thomas terhadap peristiwa kebangkitan Sang Guru. Ia tidak bisa begitu saja menerima cerita rekan-rekannya bila ia tidak membuktikannya sendiri. Untungnya kekritisan dan keskeptisan Thomas bermuara kepada salah satu pengakuan iman tertua dalam tulisan-tulisan Kristen perdana: “Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yoh 20:28). Sikap Thomas ini yang saya sebut dari KRITIS-SKEPTIS-PISTIS.

Sebaliknya di zaman sekarang ini tidak sedikit orang yang konon sudah khatam dan bolak-balik menggali Alkitab malah berubah polanya KRITIS-SKEPTIS-SINIS.

Padahal untuk memahami dan menindaklanjuti tema Paskah Gabungan GKI-GKO 2008 ini: PERGI DAN KATAKANLAH, “YESUS TELAH BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI” tidak mungkin dihadapi dengan sikap KRITIS-SKEPTIS-SINIS.

Sebab bila kita bersikap demikian maka tatkala kita membahas kata: PERGI DAN KATAKANLAH pertanyaan yang muncul kemudian adalah: atas dasar apa kita pergi, dan berita apa yang harus kita sampaikan?

Kemudian ketika kita bicara mengenai ‘kebangkitan’ bila kita KRITIS-SKEPTIS-SINIS maka yang akan kita sampaikan adalah bahwa Yesus tidak pernah bangkit! Karena itu tidak masuk akal, dan itu tidak rasional! Itukah berita Paskah?

Sejalan dengan tema kita memang kita tetap perlu untuk:

BERSIKAP KRITIS (mendalami) – namun kekritisan bukan hanya dalam arena RASIONIL atau IRASIONIL, tetapi juga SUPRA RASIONIL, dan dimensi ketiga ini harusnya sudah disadari dari awal bahkan ketika kita mulai memanggil nama Allah.
SKEPTIS (ragu untuk mencari jawaban)
PISTIS (iman semakin diperteguh)

Mereka yang KRITIS-SKEPTIS-SINIS mengatakan:

  • Yesus hanya bangkit dalam memori dan halusinasi para murid.
  • Yesus bangkit secara rohani.
  • Kebangkitan Yesus adalah peristiwa rohani yang tentu saja tidak historis.
  • Dengan kata lain mereka ingin mengatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah kisah rekayasa dari para murid yang frustrasi karena gagal menjalani misi dengan guru mereka.
  • Dengan kata lain mereka ingin mengatakan bahwa murid-murid Yesus hanya mereka-reka saja.
  • Dengan kata lain Yesus mati seperti orang lain dan roh-Nya berada di sisi lain.
  • Dengan kata lain YESUS TIDAK PERNAH BANGKIT! Oh my God!

Bila Yesus hanya bangkit dalam memori dan halunisasi para murid maka Paulus tidak perlu mengatakan bahwa:

I Kor 15:12-14:
12 Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
13 Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.

atau sia-sia saja ia mengatakan:

Filipi 3:10-11:
10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati

Bila Yesus hanya bangkit secara rohani sebagaimana orang mati lainnya atau bila itu cuma halusinasi mereka saja, maka apa sebenarnya kepentingan para murid sehingga:

  • Mereka harus mengalami perubahan hidup yang radikal.
  • Mereka harus bertaruh nyawa mereka sendiri.
  • Mereka harus meninggalkan pekerjaan mereka.
  • Mereka harus meninggalkan zona nyaman mereka.
  • Mereka harus lelah-lelah mencantumkan berbagai fakta penampakkan-Nya.

Apakah yang mereka lakukan itu karena uang? Karena kedudukan? Karena wanita? Tak ada satupun dari murid Yesus yang karena mengisahkan kebangkitan Kristus kemudian hidup bergelimang harta, memiliki kedudukan tinggi, atau bisa mendapatkan banyak wanita atau istri! Mereka semua tewas sebagai martir!

A.M. Hunter seorang ahli PB mengatakan bahwa kebangkitan Kristus merupakan hari kemengan gereja. Hari ini kita memperingati kemenangan terbesar segala zaman, karena kemenangan-kemenangan lain misalnya: kemenangan perang Alexander the Great, Caesar, bahkan Napoleon, serta Mc Arthur telah menjadi kuno dan pudar, sedangkan kemenangan Kristus itu tetap dan Pemenangnya pun tetap. “Kristus sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi. Maut tidak lagi berkuasa atas Dia!

Mendengar uraian tadi kini rasanya kita sudah punya alasan untuk melakukan bagian depan tema kita: PERGI DAN KATAKANLAH.

YESUS TELAH BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI.
Kata kunci untuk kalimat ini justru bukan kata ‘bangkit’ tetapi DARI ANTARA. Kata ‘bangkit DARI ANTARA orang mati’ di dalam Alkitab TB terdapat 51 kali dalam 51 ayat yang hampir semuanya diarahkan pada KEBANGKITAN KRISTUS dan juga tertera dalam ucapan pengakuan iman rasuli.

Kita harus benar-benar mengerti bahwa apa yang menjadi ISI BERITA KITA tentang ‘dari antara’ tentunya ini bukan tentang SEKEDAR YESUS BANGKIT. Tetapi KEBANGKITANNYA adalah KEBANGKITAN DARI MAUT SEMENTARA MANUSIA LAINNYA MASIH MATI.

Bahkan tidak sedikit ayat dari PB yang menyebutkan YESUS SEBAGAI YANG SULUNG YANG BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI.

Kebangkitan dari antara orang mati menunjukkan bahwa kebangkitan-Nya bukanlah sebuah peristiwa kebangkitan rohani belaka seperti kematian manusia lainnya. Tetapi kebangkitan-Nya adalah sebuah KEBANGKITAN JASMANI yang sekaligus adalah KEBANGKITAN ROHANI.

Apa manfaatnya bagi kita?

  • Pemberitaan mengenai KEBANGKITAN KRISTUS sama artinya dengan memberitakan INJIL dan PUSAT IMAN itu sendiri dan itulah ISI BERITA YANG GEREJA HARUS SAMPAIKAN KEPADA DUNIA.
  • Meyakini kuasa kebangkitan-Nya sama artinya meyakini Allah kelak membangkitkan kita sebagaimana Ia membangkitkan Kristus.
  • Jangan hidup di bawah kendali dan belenggu ketakutan dan keputusasaan. Hiduplah dengan pengharapan SEBAB bila Allah sanggup menaklukan maut dan membangkitkan Kristus maka Ia pun sanggup menaklukan semua hal yang membelenggu hidup kita dan membangkitkan kita dari semua kejatuhan dan keterjerembaban kita, Amin!

Daniel Zacharias

Paskah 2008

22 Maret 2008

The Passion of The Christ

Dua hal yang menarik dari tulisan John Piper yang bertajuk "The Passion of the Christ" (2004) adalah:

Pertama, bahwa Yesus tidak bergulat dengan Bapa-Nya yang sedang murka di lantai sorga dan merebut cambuk dari tangan Bapa-Nya. Dan Yesus pun tidak memaksa Allah Bapa untuk berbelas kasih kepada manusia. Sebaliknya ia belajar taat bahkan taat sampai mati di kayu salib.

Kedua, kita semua tahu bahwa pencobaan yang dialami Yesus jauh lebih berat dan kuat daripada yang kita semua alami, bukannya lebih lemah. Jika seseorang menyerah terhadap suatu pencobaan, pencobaan itu tidak akan sampai serangannya yang terkuat. Kita sudah menyerah ketika tekanan belum memuncak. Tetapi Yesus tidak pernah menyerah. Jadi, DIa bertahan melawan tekanan terpenuh sampai akhir dan menang. Dia tahu rasanya dicobai secara penuh.

Daniel Zacharias
Memasuki masa raya Paska 2008

13 Maret 2008

KEBAJIKAN DAN KEMURAHAN MENGIKUTI AKU

Mazmur 23:6:
“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh Daud ini mengandung dua tekanan:
Bahwa Daud sedang mengharapkan kebaikan Tuhan dan kemurahan Tuhan. Dan Daud mengharapkan kebaikan dan kemurahan Tuhan itu bukan pada sebagian waktunya tetapi seumur hidupnya. Sikap iman Daud ialah, “Aku tidak dapat melarikan diri dari hal-hal baik dari Tuhan”

Daripada mengharapkan yang terburuk, mengapa kita tidak mengharapkan kebaikan Tuhan menghampiri kita? Daripada mengharapkan untuk sekedar mampu menjalani kehidupan, mulailah mengharapkan kebaikan Tuhan memenuhi kehidupan kita.

Atau kita semua mungkin mengatakan, “Itu semua memang bagus, tetapi aku mempunyai banyak masalah. Aku sedang menghadapi masa sukar. Aku mengalami banyak hal negatif dalam hidupku.”

Saudara yakinlah bahwa kemurahan hati Tuhan dapat membawa kita keluar dari kesukaran-kesukaran kita. Daud sendiri dalam hidupnya pernah mengungkapkan bahwa, “belas kasihan Tuhan mencegah musuh-musuhku menang atas aku”.

Alkitab penuh dengan teladan-teladan orang yang sangat membutuhkan pertolongan, tetapi kemudian belas kasihan Tuhan turut ke atas mereka dalam suatu cara tertentu yang baru, dan keadaan-keadaan mereka kemudian BERUBAH.

Pikirkanlah tentang Nuh yang sedang menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya. Seluruh bumi akan dihancurkan oleh air bah, dan Tuhan memberikan kepadanya tugas yang sangat besar untuk membangun sebuah kapal yang sangat besar, belum lagi mengumpulkan binatang-binatang. Tidak diragukan lagi, Nuh pasti tergoda untuk putus asa. Tetapi mengagumkan sekali Alkitab malah berkata, “Nuh mendapakan kasih karunia di mata Tuhan” (Kejadian 6:8).
Dengan kata lain, Tuhan merasa senang pada Nuh, jadi belas kasihan Tuhan turun ke atasnya dalam suatu cara yang baru, ia dan keluarganya bukan hanya dipisahkan dan diselamatkan tetapi Tuhan memberikannya kesanggupan luar biasa. Tuhan menolongnya, dan ia sanggup membangun bahtera itu untuk menyelamatkan keluarganya, binatang-binatang, dan dirinya sendiri.

Pikirkanlah Rut. Suaminya telah meninggal, negeri itu mengalami kelaparan yang sangat parah, ia dan ibu mertuanya, Naomi tidak mempunyai makanan. Mereka kelaparan. Rut pergi ke ladang setiap hari dan berjalan di belakang para penuai sambil memungut butir gandum yang tidak mereka pungut

Dalam Rut 2:10, "Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?" Alkitab menyebutkan bahwa di tengah-tengah kesukaran, Rut menemukan belas kasihan pemilik ladang itu. Itulah belas kasihan Allah yang bekerja lewat Boaz, keadaan itu mengubah nasib Rut selamanya.

Yusuf adalah teladan alkitabiah lainnya tentang seorang yang menemukan belas kasihan Tuhan dalam kesukaran. Ia dijual ke dalam perbudakan di Mesir, diperlakukan tidak adil, dan dirugikan. Tetapi Alkitab berkata:

Kejadian 39:5 - Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Kejadian 39:21 -Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

Kejadian 39:23 - Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Tidak peduli apa pun yang dilakukan orang-orang terhadapnya, tidak peduli dimanapun mereka menaruhnya, ia terus maju. Bahkan saat isteri Potifar berbohong tentang dia, dengan tidak adil menuduhnya telah memperkosa, dan akhirnya ia dilemparkan ke dalam penjara, ia terus maju. Belas kasihan Tuhan akhirnya membuatnya dilepaskan, dan ia diberikan tanggung jawab atas urusan pertanian Mesir.

Kemurahan dan kebajikan Allah mengikuti Yusuf sekalipun dalam masa-masa sukar.

Dalam tiap-tiap teladan ini, belas kasihan Tuhan turun ke tengah-tengah pencobaan. Belas kasihan Allah itu datang dalam situasi air bah, datang dalam kelaparan, datang saat seseorang diperlakukan tidak adil. Dengan kata lain, belas kasihan datang di tengah-tengah tantangan kehidupan.

Saat anda melalui masa-masa sukar – saat seperti Yusuf, seseorang memperlakukan kita dengan tidak adil, atau seperti Rut, ketika kita sedang mengalami kesulitan secara ekonomi, atau seperti Nuh ketika anda mengalami situasi hidup yang membuat kita putus asa, maka di titik itu MARILAH KITA MULAI MEMINTA DAN MENGHARAPKAN KASIH KEBAIKAN DAN KEMURAHAN ALLAH MENGISI HIDUP KITA.

12 Maret 2008

Pindah ...!

Saya dan keluarga baru saja pindah lagi. "Pindah rumah" sudah menjadi pola tetap bagi kehidupan saya dan keluarga dan kelihatannya saya mulai terbiasa dengan gaya hidup Abraham he .. he .. Sejak tahun 2000 saya sudah harus pindah beberapa kali:
  • Pertama, waktu saya harus memindahkan barang-barang sebagian ke Taman Harapan Baru dan sebagian lain ke sebuah rumah kecil di Jl. Ganggeng Tanjung Priok dalam menjalani masa vikariat di sana. Wah saya masih inget tuh waktu itu saat Jumat Agung sehabis perjamuan kudus tahun 2000.
  • Kedua, saya pindah rumah dari Ganggeng ke Taman Harapan Baru karena saya ditugaskan Sinode GKO untuk bekerja di Kantor Sinode selama 3 bulan (Oktober-Desember 2002).
  • Ketiga, saya pindah dari Taman Harapan Baru ke Jl. Camar Sektor 3 Bintaro Jaya tepat pada tanggal 15 Januari 2003 dan tinggal di sana selama beberapa minggu.
  • Keempat, di tahun yang sama saya harus pindah ke Karya Indah Village Blok C-2 No. 2, Jurangmangu, Tangerang.
  • Kelima, tepat usia anak pertama saya 1 tahun di tahun 2005, maka saya diberitahu untuk pindah rumah lagi ke Jl. Cucur Timur Blok A-8 No. 1 Sektor 4 Bintaro Jaya dan tinggal selama 3 tahun.
  • Keenam, baru seminggu ini di tahun 2008 ini, saya sudah harus pindah ke Perumahan Arinda Permai II Jl. Matoa I Blok F-1 No. 19 Pondok Aren, Tangerang.

Hari ini rumah masih kelihatan seperti kapal pecah. Masih berantakan. Dan yang paling repot adalah mengatur perpustakaan pribadi yang saya percaya tidak bisa selesai dalam 2 minggu. Ribuan buku masih tergolek di rak-rak besi yang terus bertambah tahun demi tahun. Sayangnya ruang kerja tidak begitu besar apalagi ditambah hadirnya sebuah meja tulis hadiah dari seorang jemaat yang cukup besar membuat ruang itu seolah tidak punya sisa. Anak-anak kami terpaksa kami ungsikan selama kurang lebih seminggu sehingga membuat kami cukup leluasa untuk menata ruang demi ruang.

Dalam proses pindah ini saya selalu belajar:

  • membiarkan diri digiring oleh Tuhan kemana saja
  • menundukkan rasa nyaman diganti dengan berbagai kesulitan dan adaptasi yang tak mudah
  • this world is not my home sehingga wajar bila sering terjadi kesementaraan
  • dan masih ada banyak hal-hal kecil lain yang membentuk saya dan keluarga
  • setiap kepindahan selalu pergi ke tempat yang jauh lebih baik dari tempat sebelumnya, puji Tuhan!

Dalam segala perkara kita belajar bersyukur deh ...!

Daniel Zacharias

06 Maret 2008

Gegabahnya Orang Membuat Pernyataan Iman (2)

Ada slogan: “jika kita melayani dan memiliki waktu dengan Dia maka segala sesuatu akan Tuhan berikan untuk memberkati kita.” Tidak sedikit orang memakai Matius 6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”, untuk menegur orang yang seringkali terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk bersaat teduh apalagi melayani. Maka pertanyaan yang kemudian datang menghampiri kita adalah: “apakah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya itu sama artinya dengan PELAYANAN dan SAAT TEDUH?

Konteks penjelasan Yesus adalah konteks mengenai hal kekuatiran dan Yesus menutup penjelasan-Nya dengan memberikan jalan keluar agar manusia memprioritaskan (“carilah dahulu”) KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA. Dan dalam konsep penjelasan Yesus yang berulangkali Ia sampaikan sama sekali tidak menyentuh wilayan pelayanan apalagi bicara soal saat teduh. Kerajaan Allah tidak dapat dipersempit dengan pengertian ‘pelayanan’ apalagi ‘saat teduh’ belaka.

Mencari Kerajaan Allah itu berarti mencari pemerintahan Allah atau mencari pimpinan Allah dan membiarkan Allah memerintah hidup kita. Seorang pendeta pernah mengatakan bahwa kerajaan Allah itu adalah: “PEMERINTAHAN ALLAH MELALUI PELAKSANAAN KEHENDAKNYA YANG TERJADI SENANTIASA DI DALAM KEHIDUPAN PRIBADI DAN KOMUNITAS ORANG PERCAYA. Sehingga mencari Kerajaan Allah itu sama dengan melatih diri memiliki sikap tunduk, percaya, hormat, pada otoritas Allah yang memerintah dan berdaulat, dan membiarkan diri diarahkan, dibentuk, dituntun kepada kehendak-Nya.

Mengapa tadi saya tidak langsung mengiyakan bila Kerajaan Allah itu identik dengan pelayanan dan saat teduh, dan bila orang melayani dan bersaat teduh pasti Tuhan berkati. Pertama, orang yang melayani belum tentu adalah orang memiliki ketundukan kepada pemerintahan Allah. Karena tidak sedikit orang menerjemahkan kata ‘pelayanan’ sebagai sebuah aktivitas yang setidaknya bisa ‘menarik perhatian Allah’ pada kita atau menjadikannya sebagai “ladang duit”. Melayani tidak berarti menyambut Kerajaan Allah. Kedua, demikian pula saat teduh seringkali hanya menjadi sebuah aktivitas yang tidak mengubah apa-apa namun kita kelihatan lebih rohani karena memiliki aktivitas tersebut. Tidak sedikit orang memiliki saat teduh hanya untuk menunjukkan atribut rohani tetapi tidak memiliki perubahan apa-apa. Ketiga, biarlah berkat yang kita terima dari Allah adalah bentuk apresiasi Allah atas hati dan karya kita bukan karena kita mampu ‘mencari muka’-Nya.

Daniel Zacharias